Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ReforMiner Institute Usul Lelang Terbuka Operator Pipa Gas Cisem

ReforMiner Institute mengusulkan agar pemerintah melakukan lelang terbuka untuk operator pipas gas Cisem atau Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I.
Jaringan pipa gas/Bloomberg
Jaringan pipa gas/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengusulkan pemerintah untuk melelang secara terbuka calon operator atau transporter gas pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang) yang ditarget sudah menerima gas Agustus 2023.

Pri berpendapat mekanisme lelang dalam penentuan perusahaan operator pipa transmisi itu menjadi krusial untuk menguji keekonomian program interkoneksi pipa yang turut menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah mangkrak 17 tahun saat ini.

“Kalau dilelang kan jadi ketahuan rentang harga tol fee yang diingini perusahaan yang bersedia untuk mengoperasikan tersebut, kita akan tahunya dari sana ya seberapa ketertarikan calon operator,” kata Pri saat dihubungi, Selasa (20/6/2023).

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajukan harga tarif penyaluran gas bumi atau toll fee pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang) di rentang US$0,25 sampai dengan US$0,27 per juta metrik british thermal unit (MMBtu).

Pengajuan rentang harga itu masih menjadi bahasan bersama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menjelang proyek yang ikut jadi prioritas nasional itu menerima gas perdana pada Agustus 2023.

Selain besaran tarif salur, Kementerian ESDM bersama dengan BPH Migas juga tengah memfinalkan calon kandidat perusahaan sebagai operator atau transporter gas dari pipa transmisi Cisem tahap I tersebut.

“Kalau ditunjuk langsung tidak ekonomis bagi yang ditunjuk, berarti kan perlu insentif untuk kompensasi yang tidak ekonomis tersebut,” kata dia.

Di sisi lain, komitmen pemerintah untuk mengunci harga di tingkat industri penerima di level US$6 per MMBtu justru berdampak negatif pada keekonomian bisnis antara seperti transmisi gas hingga produsen gas di tingkat kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

“Itu akan membuat bisnis midstream ini menjadi tidak menarik kemudian di hulunya juga pasti kena dampaknya,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasfrif mengatakan pekerjaan aktual pembangunan proyek pipa transmisi gas bumi Cisem Tahap I telah mencapai 91,35 persen per 25 Mei 2023.

Angka itu melebihi target rencana awal yang dipatok sebesar 90,65 persen pada Juni 2023. Arifin menerangkan dari total panjang pipa Cisem Tahap I sepanjang 60.598 meter, panjang pipa yang sudah terbangun mencapai 58.711 meter.

"Progres pembangunan pipa gas dari Semarang sampai ke lokasi ini [Batang] tinggal 1,8 kilometer lagi, masih ada dua titik yang belum tersambung karena harus dibor di bawah pondasi dan di bawah jalan, itu akan selesai akhir bulan ini," kata Arifin saat meninjau proyek pembangunan di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, Rabu (7/6/2023).

Arifin memastikan penyelesaian pembangunan pipa gas Cisem tahap I akan sesuai dengan rencana dan Agustus sistem sudah siap menerima gas, di mana kebutuhan gas untuk industri akan dimulai pada November atau Desember 2023.

"Jadi situasinya aman dan semua progres pembangunan berjalan lancar, nanti yang akan pakai (gas) terlebih dahulu adalah PT. Rumah Keramik Indonesia, sedangkan yang untuk PT. KCC Glass itu akan selesai di kuartal 2 atau 3 tahun 2024," kata Arifin.

Meski demikian, ada satu hal yang menjadi perhatian Arifin dan harus segera diselesaikan, yakni perjanjian jual beli gas antara penjual dengan pemakai gas. "Perjanjian jual beli tersebut akan kita selesaikan dalam waktu 1 hingga 2 bulan ke depan," tuturnya. 

Untuk diketahui, proyek Pipa Gas Cisem Tahap I dibangun dari dana yang berasal dari APBN dengan skema Multi Years Contract (MYC) dengan nilai Rp1,1 T. Pipa Gas Cisem akan dialiri oleh gas bumi yang berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru, Wilayah Kerja (WK) Blora; Long Term Plan (LTP) WK Cepu (lapangan Cendana – Alas Tua); dan WK Tuban (lapangan Sumber-2).  

Adapun potensi pemanfaatan Pipa Gas Cisem meliputi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 2026 sebesar 39,42 MMSCFD dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 2028 sebesar 25,83 MMSCFD. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper