Optimistis Oversupply Ruang Perkantoran Berkurang 3 Tahun Mendatang
Ferry meyakini kondisi oversupply ruang perkantoran di kawasan Jakarta saat ini hanya terjadi sementara saja dan merupakan siklus 5 tahunan. Diproyeksikan pada 2 tahun hingga 3 tahun mendatang, kondisi oversupply ruang perkantoran akan berkurang sehingga menjadi sebuah kesempatan bagi TEC untuk dapat menarik tenant perusahaan.
“Jika kami baru ekspansi setelah oversupply mereda, kami telat, karena ketika oversupply mereda, perusahaan akan mencari siapa pemain serviced offices dan coworking space yang ada dan bertahan di lapangan. Kami yakin usai pemilu di tahun 2025, kondisi ruang perkantoran khususnya di Jakarta tak lagi mengalami oversupply karena saat pemilu biasanya perusahaan tidak ada yang melakukan ekspansi besar-besaran,” tuturnya.
TEC menjadi salah satu penyedia serviced offices yang bisa bertahan dan bahkan meraup keuntungan dalam kondisi tak menentu seperti pandemi Covid-19, krisis ekonomi global pada 2018 dan juga krisis ekonomi 1998. Hal ini dikarenakan TEC bisa menangkap peluang dari perusahaan yang ingin tetap berada di kawasan perkantoran premium namun terkendala biaya sewa yang besar di gedung konvensional.
“Mereka perusahaan yang tidak mampu membayar sewa 1 lantai atau 2 lantai gedung konvensional tetapi tetap ingin berada di kawasan premium seperti SCBD bisa sewa serviced offices di kami,” ucapnya.
TEC mengeklaim sebagai penyedia premium serviced offices dengan kualitas pelayanan setara hotel bintang enam yang menyediakan ruang berdesain interior kontemporer, advanced connectivity, mini data-center, infrastruktur yang aman, ruang kerja pribadi yang dapat disesuaikan, dan area umum termasuk huddle booth, call rooms, dan lounge.
“Ruang TEC fully furnished dilengkapi dengan standing desk yang dapat diatur ketinggiannya, kursi ergonomis Herman Miller, barista corner, serta ketersediaan kopi Nespresso,” ujar Ferry.
Baca Juga
Selain fasilitas layanan premium, TEC memiliki support system berupa ruang kolaboratif, jejaring dari level komunitas hingga level multinasional, bantuan dan inkubasi bisnis, serta lainnya.
TEC melayani para profesional ambisius dan pemimpin industri yang mencari lebih dari sekadar ruang kantor namun mencari tempat bagi organisasi untuk berkembang karena terdapat 55.000 member yang tergabung.
Menurut Ferry, gedung perkantoran servis ini, perusahaan yang baru berdiri tak perlu dibebani dengan operational expenditure (opex) seperti kelengkapan perkantoran yang memakan waktu 3 hingga 8 bulan. Di perkantoran servis, perusahaan bisa lebih fokus dalam memulai dan pengembangan bisnisnya.
“Jadi perusahaan yang merintis, tidak lagi perlu memikirkan biaya yang akan dikeluarkan tiap bulannya berapa untuk penggunaan internet, listrik dan lain-lainnya, karena di serviced offices sudah pasti biaya yang dikeluarkan sama. Mereka membayar sejumlah tarif tertentu agar bisa meminjam alamat TEC sebagai alamat kantor dan memperoleh 1 nomer telepon berbeda yang dapat digunakan tiap klien. Mereka bisa menggunakan ruang rapat di sini, atau pertemuan nonformal di lounge kami. Jadi bisa menghemat biaya operasional, sewa dan tak terduga lainnya untuk para startup,” terangnya.
Adapun, biaya yang dikeluarkan tenant untuk menyewa serviced offices di TEC mulai dari Rp4 juta hingga Rp7,5 juta per meja atau per orang setiap bulannya, sedangkan harga untuk virtual offices mulai dari Rp400.000 hingga Rp1 juta dengan boleh menggunakan alamat TEC dan mendapatkan 1 nomer telepon kantor berbeda antar tenant perusahaan.
