Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan menahan suku bunga acuan dalam rentang 5 - 5,25 persen.
Kebijakan The Fed ini diambil dalam Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada Kamis (15/6/2023) dini hari waktu Indonesia.
Pada pertemuan bulan lalu, The Fed telah mengerek bunga acuan seperempat poin. Kenaikan kala itu menjadi kenaikan kesepuluh kalinya berturut-turut sejak Maret 2022.
Dengan putusan The Fed ini, seperti dilansir dari Bloomberg sebelumnya, suku bunga yang berlaku saat ini merupakan level tertinggi sejak 2007. Fed mengisyaratkan setelah kebijakan moneter tersebut pengetatan paling agresif sejak 1980-an, pelonggaran dimungkikan untuk dibuka.
Sementara itu, dalam pernyataan tertulisnya bertanggal 14 Juni 2023 waktu AS, The Fed menyebut sistem perbankan AS dalam kondisi sehat dan tangguh. Meski demikian penyaluran kredit untuk aktivitas ekonomi masih ketat. Terutama dibebani lapangan pekerjaan hingga inflasi.
"Komite berusaha untuk mencapai lapangan pekerjaan maksimum dan tingkat inflasi 2 persen dalam jangka panjang," tulis The Fed sebagai alasan mempertahankan suku bunga acuan.
Baca Juga
Disebutkan juga, The Fed berkomitmen untuk terus mengurangi kepemilikan atas US Treasury dan obligasi seperti yang telah disampaikan dalam rencana yang diumumkan sebelumnya. "Komite sangat berkomitmen untuk mengembalikan inflasi ke target 2 persennya," tertulis lebih lanjut.