Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat senior China bakal mengundang pemimpin bisnis dan ekonom untuk meminta saran mengenai cara untuk menghidupkan kembali perekonomian dengan nada yang sangat mendesak.
Mengutip pemberitaan Bloomberg, Rabu (14/6/2023) para pejabat tinggi setidaknya telah mengadakan setidaknya enam konsultasi dalam beberapa pekan terakhir.
Para pemimpin kemudian menekan mereka yang berkumpul untuk mendapatkan ide mengenai cara merangsang ekonomi, memulihkan kepercayaan pada sektor swasta dan menghidupkan kembali industri real estat.
Para pemimpin bisnis dan ekonom juga meminta pemerintah untuk membuat revisi kebijakan yang mendesak, dan mengadopsi pendekatan pertumbuhan yang berorientasi pasar daripada terpusat pada perencanaan untuk pertumbuhan.
Tak hanya itu, pada minggu lalu ada konsensus diantara pejabat tinggi pemerintah dan sekitar 10 orang yang hadir, bahwa diperlukan stimulus moneter dan fiskal yang lebih terkoordinasi dan lebih baik.
Dewan negara tidak memberikan komentar terkait pertemuan tersebut.
Baca Juga
Sebagaimana catatan, setelah pertemuan biasanya akan diikuti dengan pembacaan resmi. Dalam enam pertemuan tersebut tidak menghasilkan pernyataan dan lebih bersifat ad-hoc.
Menurut sumber, para pejabat mengakui bahwa perekonomian China sedang menghadapi masa kritis. Para pejabat juga mendorong untuk menemukan solusi yang belum mereka lihat sebelumnya.
"Para pejabat jelas menyadari bahwa ekonomi tidak berkembang pesat dan semangat bisnis masih lesu," ucap Wakil Direktur Penelitian China di Gavekal Dragonomics, Christopher Beddor.
Beddor juga menambahkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, kalangan komunitas bisnis khawatir lantaran pejabat tidak menunjukan kecemasan yang cukup.
Pemerintah China kini diketahui sedang mempertimbangkan paket langkah-langkah stimulus. Bank sentral China juga diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan jangka penjangnya.
Beberapa kepala bisnis dari lembaga keuangan secara terpisah juga mengakui bahwa mereka menerima permintaan yang tinggi dari regulator tahun ini untuk melaporkan data dan tantangan bisnis mereka, bersamaan dengan undangan pertemuan untuk membahas ekonomi.
Berdasarkan penelitian analis kredit senior di CreditSights Singapore LLC, Zerlina Zeng mengatakan bahwa tindakan keras terhadap teknologi dan pendidikan telah ‘melukai’ pemilik bisnis, bersamaan dengan kebijakan yang mendukung perusahaan milik negara.