Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KSP Ungkap Biang Kerok Harga Gula Dunia Meroket

Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengungkapkan bahwa saat ini pasokan gula dunia dalam posisi terancam.
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Bidang Pangan dan Pertanian mengungkapkan biang kerok melonjaknya harga gula internasional.

Tenaga Ahli Utama Bidang Pangan dan Pertanian KSP Erizal Jamal menyampaikan, permintaan gula internasional sudah kembali pulih pascapandemi Covid-19, sedangkan suplai internasional berpotensi terhambat.

“Di tengah perbaikan ini, kita sekarang menghadapi posisi yang suplainya terancam. Hal ini menyebabkan peningkatan harga gula internasional,” kata Jamal, dikutip Minggu (11/6/2023).

Berdasarkan proyeksi United States Department of Agriculture (USDA) yang disampaikan dalam paparannya, permintaan total dunia pada 2023 mencapai 176 juta ton dan meningkat menjadi 180 juta ton pada 2024.

Proyeksi Bank Dunia juga menunjukkan harga dunia untuk gula meningkat 10,3 persen pada 2023. Hal ini disebabkan oleh peningkatan permintaan di tengah potensi hambatan sisi suplai.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam paparannya menyebut, harga white sugar dan raw sugar di bursa internasional mengalami kenaikan signifikan sejak awal 2023.

Kenaikan harga tersebut terjadi karena berbagai hal. Pertama, adanya potensi pengurangan ekspor dari India di mana produksi gula India berpotensi turun dari 36,5 juta metrik ton (mt) menjadi 32,8 juta mt. Implikasinya, akan ada potensi penurunan ekspor gula India dari 9 juta mt menjadi sekitar 6 juta mt.

Kedua, dampak penurunan produksi minyak dunia. Perlu diketahui, Arab Saudi dan anggota OPEC+ mengumumkan pemotongan produksi minyak sekitar 1,6 juta barel per hari. Tindakan itu dinilai bakal meningkatkan keuntungan produsen etanol sehingga hasil giling tebu di negara produsen seperti Brasil akan difokuskan menjadi etanol dibandingkan menjadi gula.

Terakhir, kondisi cuaca buruk yang memengaruhi hasil penggilingan tebu. Ancaman badai El Nino yang melanda kawasan Asia bagian selatan dikhawatirkan memengaruhi hasil produksi penggilingan tebu di negara produsen. Adapun, hujan lebat juga melanda Rio Branco, Brasil yang menyebabkan pelambatan penggilingan tebu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper