Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) atau KAI Commuter tengah mengkaji rencana pemerintah untuk menambah kembali rute perjalanan kereta api dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta sampai ke Stasiun Bekasi.
Terkait hal tersebut, Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana menyebutkan, rencana penambahan perjalanan KA Bandara Soekarno-Hatta ke Stasiun Bekasi bukanlah upaya baru.
Dia mengatakan, rencana ini sudah sempat diimplementasikan pada 2018 lalu saat KA Bandara Soekarno-Hatta dikelola oleh PT Railink. Namun, perpanjangan lintasan pelayanan ini tidak berdampak positif terhadap peningkatan okupansi KA Bandara.
Menurutnya, ada dua hal utama yang menyebabkan penambahan rute perjalanan hingga Stasiun Bekasi tersebut relatif tidak sukses 5 tahun lalu.
Pertama, frekuensi perjalanan KA Bandara masih rendah. Aditya menuturkan, perjalanan KA Bandara hanya dilakukan setiap 1 jam sekali dengan total 40 perjalanan per harinya yang tidak mendukung mobilitas para penggunanya, yakni penumpang yang hendak menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Kedua, Aditya menilai saat itu infrastruktur pendukung seperti jalur kereta belum memadai untuk mendukung KA Bandara. Hal ini berimbas pada mobilitas pengguna yang semakin terhambat karena KA Bandara harus bergantian melintas di jalur yang sama dengan KRL commuterline dan kereta api jarak jauh (KAJJ).
Baca Juga
"Karena harus bergantian dengan KRL dan KAJJ, maka waktu tempuh KA Bandara pun jadi lebih lama," jelas Aditya saat dihubungi, Jumat (2/6/2023).
Aditya pun menyambut positif upaya KAI Commuter sebagai operator KA Bandara untuk memperpanjang rute hingga ke Stasiun Bekasi. Dia menuturkan, penambahan tersebut akan berimbas pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang hendak berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta. Apalagi, upaya ini juga didukung dengan rencana penambahan frekuensi perjalanan dari 40 menjadi 56 perjalanan.
Lebih lanjut, penambahan rute KA Bandara juga akan menambah opsi bagi masyarakat di wilayah Bekasi dan sekitarnya untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta. Oleh karena itu, Aditya meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan KAI Commuter untuk mengevaluasi rencana penambahan rute tersebut dari pelaksanaannya 5 tahun lalu.
"Yang kritis itu selain frekuensi perjalanan, adalah waktu tempuh. Jangan sampai waktu tempuhnya lama dan mengganggu jadwal KRL Commuterline dan KA jarak jauh," imbuhnya.
Di sisi lain, Aditya menyebutkan, penambahan rute KA Bandara hingga ke Stasiun Bekasi belum akan berjalan dengan optimal jika dilakukan pada saat ini. Menurutnya, saat ini masih ada bottleneck pengaturan di lintasan antara Stasiun Jatinegara dan Stasiun Manggarai.
Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan revitalisasi Stasiun Manggarai yang nantinya akan menjadi stasiun sentral. Aditya menyebutkan, hal ini akan mengurangi optimalisasi perjalanan seluruh moda, baik KRL commuterline, KA jarak jauh, maupun KA Bandara.
"Menurut saya penambahan rute ini baru akan berjalan optimal kalau double-double track dari Manggarai sampai Bekasi sudah selesai. Jika dijalankan sekarang, tingkat optimalisasinya akan berbeda," pungkasnya.
Sebelumnya, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyampaikan, pihaknya tengah mengupayakan untuk melakukan penyesuaian operasional, misalnya dengan menambah kereta-kereta bandara seperti di stasiun lainnya.
“Contoh Bekasi seperti arahan Pak Menhub [Budi Karya Sumadi] kemarin. Ini sedang kita upayakan dengan cepat dan mudah-mudahan nanti bisa terealisasi dengan cepat,” kata Anne.