Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat inflasi Indonesia diperkirakan melandai pada Mei 2023. Hal tersebut seiring dengan melemahnya permintaan masyarakat usai berakhirnya momentum Ramadan dan Lebaran pada April lalu.
Pengumuman data inflasi Mei 2023 akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (5/6/2023). Otoritas fiskal dan pengamat meramalkan bahwa inflasi Mei bakal lebih melandai dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan inflasi Mei 2023 akan berkisar di level 0,32 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), sementara inflasi year-on-year (yoy) di posisi 4,24 persen.
Perkiraan itu lebih rendah dibandingkan inflasi April yang bertengger di angka 0,33 persen mom dan mencapai 4,33 persen yoy.
Sementara itu, dia memperkirakan inflasi inti akan berkisar di level 2,81 persen yoy, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya, yakni 2,83 persen yoy. Hal ini sejalan dengan penurunan harga emas sepanjang Mei yang mencapai sekitar minus 0,84 persen mtm.
“Adapun inflasi harga diatur pemerintah diperkirakan akan melandai sejalan dengan normalisasi tarif transportasi yang meningkat pada April lalu” ujar Josua kepada Bisnis, Kamis (1/6/2023).
Baca Juga
Apabila inflasi Mei 2023 melandai ke level 4,24 persen yoy, maka posisi tersebut akan menjadi terendah selama satu tahun terakhir atau sejak Mei 2022. Dalam kurun setahun, inflasi mencapai titik puncak pada September 2022 atau ketika pemerintah menaikkan harga BBM
Josua mengatakan inflasi ke depan diperkirakan akan terkendali di level kurang dari 4 persen pada akhir 2023, sekalipun inflasi harga bergejolak dan berpeluang untuk meningkat pada semester II/2023 di tengah adanya potensi El Nino
Selain itu, dia menuturkan bahwa suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI) saat ini diperkirakan bakal tetap konsisten untuk menjangkar ekspektasi inflasi.
Dari sisi pemerintah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan inflasi diramalkan tetap terjaga kendati ada peningkatan harga yang signifikan terhadap komoditas pangan, yaitu telur ayam ras.
“[Inflasi Mei] harusnya lebih bagus dibandingkan kemarin, tetapi kami pantau beberapa harga yang naiknya cepat, harga telur,” ujarnya di kompleks Kemenkeu, Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Dia menambahkan intervensi yang telah dilakukan pemerintah adalah memperkuat koordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), pemerintah pusat dan daerah untuk mengetahui alasan harga sumber protein tersebut naik.
BPS memproyeksikan terdapat empat komoditas pangan yang akan memberikan andil terhadap inflasi Mei 2023, yaitu telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, dan bawang putih.
Sebagaimana diketahui, harga telur ayam yang dalam beberapa pekan terakhir semakin melambung. Sampai dengan pekan keempat bulan Mei 2023, peningkatan harga telur ayam terjadi di 118 kabupaten/kota.
Berikut data inflasi Indonesia sepanjang Mei 2022 hingga April 2023:
No |
Periode |
Data Inflasi |
1 |
April 2023 |
4.33 % |
2 |
Maret 2023 |
4.97 % |
3 |
Februari 2023 |
5.47 % |
4 |
Desember 2022 |
5.51 % |
5 |
November 2022 |
5.42 % |
6 |
Oktober 2022 |
5.71 % |
7 |
September 2022 |
5.95 % |
8 |
Agustus 2022 |
4.69 % |
9 |
Juli 2022 |
4.94 % |
10 |
Juni 2022 |
4.35 % |
11 |
Mei 2022 |
3.55 % |