Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memproyeksikan kondisi inflasi pada Mei 2023 akan cenderung lebih rendah dari bulan sebelumnya secara tahunan atau year-on-year (yoy), maupun secara bulanan (month-to-month/mtm).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan inflasi didorong oleh komponen harga bergejolak dan inflasi inti.
Menurutnya, inflasi harga bergejolak cenderung meningkat sepanjang bulan Mei antara lain beras memberikan andil sebesar 1,5 persen (mtm), daging ayam sebesar 8 persen, daging sapi 0,7 persen, dan telur ayam 4,6 persen.
Komoditas bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng juga diprediksi memberikan sumbangan yang besar terhadap inflasi Mei 2023, masing-masing memberikan andil sebesar 14,3 persen, 11,6 persen, dan 4,6 persen (mtm).
“Inflasi Mei diperkirakan berkisar 0,32 persen mtm atau 4,24 persen yoy dari bulan sebelumnya 4,33 persen yoy,” ujarnya, Kamis (1/6/2023).
Hal tersebut sejalan dengan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyebutkan komoditas pangan berupa daging dan telur ayam ras, bawang merah, dan bawang putih berpotensi besar menyumbang inflasi periode Mei 2023.
Baca Juga
Sementara itu, Josua memperkirakan inflasi inti berkisar 2,81 persen (yoy) dari bulan sebelumnya 2,83 persen, sejalan dengan penurunan harga emas sepanjang bulan Mei sekitar -0,84 persen secara bulanan.
Indikator lainnya, inflasi harga diatur pemerintah diperkirakan akan melandai sejalan dengan normalisasi tarif transportasi yang meningkat pada masa Lebaran atau pada April yang lalu.
Hingga akhir 2023, inflasi diperkirakan akan terkendali di bawah 4 persen, meskipun terdapat potensi inflasi harga bergejolak berpotensi cenderung meningkat pada semester II/2023 di tengah potensi El Nino.
“Saya pikir inflasi akan cenderung melandai hingga akhir tahun sejalan dengan normalisasi dampak penyesuaian harga BBM pada September 2022. Proyeksi inflasi di kisaran 3,3 perse pada akhir tahun realistis untuk dapat tercapai,” tambahnya.
Di sisi lain, kebijakan moneter pemerintah melalui suku bunga saat ini diperkirakan akan tetap konsisten di level 5,75 persen untuk menjangkar ekspektasi inflasi.
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu melihat inflasi akan terus melandai dan membukukan 3,3 persen pada akhir tahun.
“Untuk akhir tahun sekitar 3,3 persen overallnya, dan inflasi makanannya akan terus turun,” tambahnya,” ujarnya, Rabu (31/5/2023).
Harga Bawang Melonjak
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga bawang putih sepanjang 1-31 Mei terus meningkat dan fluktuatif.
Tercatat pada periode tersebut, harga bawang putih telah meningkat 12,2 persen setara Rp4.100 per kilogram (kg). Harga bawang merah naik 3,6 persen setara Rp1.400/kg dan harga telur ayam naik 6,64 persen atau sebesar Rp2.000 per kg.