Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Zona Euro Melandai Jadi 6,1 Persen Mei 2023

Indeks harga konsumen (IHK) zona euro naik 6,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), turun dari level 7 persen pada bulan sebelumnya.
Para pekerja konstruksi terlihat siluet saat berdiri di atas platform di lokasi pembangunan kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) yang baru saat tur media di Frankfurt, Jerman, 31 Oktober 2013./Reuters-Kai Pfaffenbach
Para pekerja konstruksi terlihat siluet saat berdiri di atas platform di lokasi pembangunan kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) yang baru saat tur media di Frankfurt, Jerman, 31 Oktober 2013./Reuters-Kai Pfaffenbach

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi di zona euro turun melampaui proyeksi pada bulan Mei 2023 menyusul perlambatan harga bahan pokok. Hal ini memicu perdebatan mengenai perlunya kenaikan suku bunga bank sentral Eropa lebih lanjut di selain pada akhir bulan ini.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (1/6/2023), indeks harga konsumen (IHK) zona euro naik 6,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), level terendah dalam lebih dari satu tahun terakhir dan turun dari level 7 persen pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, IHK inti yang mengecualikan harga bahan bakar dan makanan naik 5,3 persen yoy, turun dari 5,6 persen pada April dan lebih rendah dari estimasi median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom sebesar 5,5 persen.

Data ini termasuk perlambatan besar untuk empat ekonomi teratas di kawasan euro yang terdiri dari 20 negara dan akan disambut baik oleh para politisi dan pembuat kebijakan moneter di tengah tekanan biaya hidup.

Namun, inflasi yang masih di atas target bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dapat membuat ECB tetap melanjutkan kampanye pengetatan moneter, meskipun Jerman baru-baru ini tergelincir ke dalam resesi dan bahaya sektor finansial masih terasa.

Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan tidak ada bukti yang jelas bahwa inflasi yang mendasari telah mencapai puncaknya.

"Kami telah menjelaskan bahwa kami masih memiliki landasan untuk menurunkan suku bunga ke tingkat yang cukup ketat,” ungkap Lagarde dalam sebuah pidato setelah rilis data inflasi.

Hal ini senada dengan pandangan ekonom Bloomberg Economics Maeva Cousin yang mengatakan bahwa masih terlalu dini bagi Dewan ECB untuk menurunkan kewaspadaannya.

“Kami memperkirakan efek dasar dan distorsi statistik akan membuat inflasi inti naik lagi hingga musim panas dan mempertahankan kenaikan ECB pada dua pertemuan berikutnya,” paparnya.

Para investor dan ekonom secara luas memprediksi kenaikan 25 basis poin pada pertemuan ECB 15 Juni mendatang dan memperkirakan bahwa mungkin akan ada satu kenaikan lagi untuk mengakhiri siklus ini, yang telah membawa suku bunga deposito menjadi 3,25 persen dari level minus pada bulan Juli lalu.

Pejabat ECB mengatakan bahwa mengembalikan pertumbuhan inflasi ke target 2 persen sangat penting untuk mendukung ekspansi ekonomi dan stabilitas keuangan, dengan kedua area tersebut merasakan dampak dari kenaikan suku bunga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper