Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Rusia Kunjungi China, Ini Kerja Sama yang Mau Dibahas

Perdana Menteri Rusia melakukan kunjungan ke China dan diperkirakan bertemu Presiden dan Perdana Menteri China untuk membahas kerja sama. 
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin tiba di China dalam kunjungan resminya pada Senin (22/5/2023)./Reuters
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin tiba di China dalam kunjungan resminya pada Senin (22/5/2023)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Rusia Mikhail Mishustin, telah memulai kunjungan dua hari ke China di saat Rusia memperkuat hubungan perdagangan dengan China. 

Mengutip dari Bloomberg, Selasa (23/5/2023), Dalam forum bisnis Rusia-China di Shanghai, Mishustin mengatakan para petani Rusia siap meningkatkan ekspor pertanian ke China secara signifikan. 

Politisi Rusia, menambahkan bahwa perdagangan China telah membantu Rusia mengurangi ketergantungan pada dolar. Upaya ini juga didukung oleh peningkatan perdagangan mata uang nasional kedua negara. 

Menurut pemerintah Rusia, Mishutin diperkirakan akan bertemu Xi Jinping dan PM Li Qiang di Beijing pada hari Rabu (24/5) untuk membahas kerja sama di bidang energi, infrastruktur, transportasi dan pertanian.

Kemudian, PM Rusia tersebut juga akan bertemu mantan Presiden Brasil, Dilma Rousseff yang kini mengepalai Bank Pembangunan Baru di Shanghai. 

Pemimpin Rusia akan ditemani Wakil PM Alexander Novak dalam kunjungannya. Novak bertanggung jawab dalam bidang energi. 

Menteri Pertanian Rusia Dmitry Patrushev juga mengatakan akan hadir untuk membahas pengiriman gandum musim dingin dan daging ke China. 

Selain itu, beberapa pengusaha yang mendapat sanksi dari AS dan sekutunya juga diundang, namun belum diketahui apakah akan hadir. 

Pejabat keamanan utama China, Chen Wenqing, juga mengunjungi Rusia dari tanggal 21 hingga 28 Mei untuk menghadiri pertemuan tentang penegakan hukum dan keamanan.

Diketahui bahwa impor China ke Rusia mencapai rekor tertinggi pada bulan April, yakni naik 153 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi US$9,6 miliar. 

Dalam forum, Mishustin mengatakan bahwa kedua negara perlu memperkuat keamanan pangan dan petani Rusia dapat memperluas produk yang mereka pasok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper