Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN karya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengajukan penundaan pembayaran utang bank dan lembaga keuangan lainnya.
Sementara itu maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan meningkatkan frekuensi penerbangan dari beberapa negara, seperti Thailand, Korea Selatan, dan Hong Kong ke Jakarta.
Berita tentang WIKA dan Garuda merupakan dua di antara beragam berita di Bisnisindonesia.id. Berita-berita tersebut disajikan redaksi Bisnisindonesia secara lebih mendalam dan analitis.
Berikut lima berita pilihan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat (19/5/2023).
1.Penyebab Wijaya Karya (WIKA) Ajukan Penundaan Pembayaran Utang
WIKA mengajukan penundaan pembayaran utang bank untuk mengatur kembali utang dan memperkuat struktur permodalan. Langkah ini diambil seiring adanya rugi bersih sebesar Rp521,25 miliar pada kuartal I/2023.
Baca Juga
Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, WIKA tercatat memiliki utang kepada pihak ketiga sebesar Rp12,64 triliun. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu kreditur terbesar dengan pinjaman Rp3,87 triliun.
WIKA juga tercatat memiliki beberapa utang obligasi yang jatuh tempo pada 2023 dan 2024. Di antaranya adalah Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A senilai Rp331 miliar yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023.
Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 Seri A senilai Rp495 miliar yang jatuh tempo pada 3 Maret 2024, serta Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A senilai Rp571 miliar yang jatuh tempo pada 8 September 2024.
Emiten konstruksi plat merah tersebut sedang mengajukan standstill atas fasilitas pokok dan bunga kepada perbankan. Tujuannya agar memperbaiki struktur keuangan jangka panjang akibat adanya pinjaman yang belum memberikan imbal hasil.
2. Tatkala Pertamina Kian Terpikat Lapangan Migas Nonkonvensional
Cukup besarnya potensi cadangan minyak dan gas bumi nonkonvensional menjadi pemantik bagi PT Pertamina (Persero) untuk terus melakukan pengembangan lapangan migas nonkonvensional (MNK).
Terlebih, kontribusi dari lapangan MNK ditargetkan bisa mencapai 100.000 barel per hari pada 2030.
Berdasarkan proyeksi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), cadangan migas di wilayah kerja nonkonvensional itu mencapai 6,3 miliar barel, sedangkan gas di kisaran 6,1 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF).
Sejauh ini, SKK Migas telah mengidentifikasi adanya tiga wilayah kerja MNK prospektif di Tanah Air, yakni tersebar di Blok Rokan, beberapa wilayah kerja di Sumatra Utara, dan Kalimantan Timur.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memetakan terdapat 14 area yang berpotensi untuk dikembangkan kembali sebagai lapangan MNK. Rencananya, 14 kawasan itu dapat menyumbang produksi sekitar 75.000 barel minyak per hari (bopd) pada 2030.
3.Siasat Industri Mamin Merespons Kenaikan Harga Gula
Jarak harga gula pasir dengan gula rafinasi kian dekat, seiring dengan tren kenaikan harga gula mentah di pasar dunia. Namun, rencana pemerintah melakukan harmonisasi justru nilai kurang tepat.
Maghfur Lasah, Direktur Utama PT Pangansari Utama rencana pemerintah untuk menaikan harga acuan pembelian (HAP) untuk gula konsumsi bukanlah solusi yang tepat karena hal itu bisa mengganggu pelaku usaha di sektor jasa, termasuk jasa boga yang tidak menggunakan gula industri dalam produksinya.
“Harmonisasi gula konsumsi dengan gula rafinasi, dengan cara menaikkan harga gula konsumsi agar ada jarak harga pasti akan berdampak pada kenaikan biaya pangan di sektor jasa boga dan service lainnya,” tutur Lasah kepada Bisnis, Rabu (18/5/2023).
Menurutnya, masalah jarak harga gula kristal rafinasi (GKR) dan gula kristal putih (GKP) bisa disiasati dengan memperbaiki penggunaan teknologi sektor pangan yang akan berdampak pada lancarnya pasokan gula. Perusahaan di sektor jasa boga dipastikan harus merogoh kocek lebih dalam untuk melakukan produksi ketika aturan HAP GKP baru diketok nanti.
Selain itu, pengambilan kebijakan untuk pengadaan bahan baku gula rafinasi juga layak dipertimbangkan. “Jadi menaikan harga tidak tepat tapi yang diperlukan kebijakan yang sama untuk pengadaan bahan baku dasar, dan dukungan untuk teknologi pangan gula,” tutur Lasah.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian dan Badan Pangan Nasional menyampaikan rencana melakukan harmonisasi HAP gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP) imbas dari meroketnya harga gula mentah berjangka.
Gula mentah berjangka sempat diperdagangkan pada US$27 sen per pon atau level tertinggi 11 tahun terakhir pada 27 April di tengah pasokan yang terbatas akibat kekeringan parah menghambat panen di wilayah Maharashtra di India, produsen terbesar kedua di dunia.
Kenaikan harga gula mentah berjangka ini kemudian mendorong kenaikan harga GKR yang pada gilirannya membuat kesenjangan harganya dengan harga GKP semakin dekat. Per 18 Mei 2023, harga gula mentah sedikit mengalami penurunan ke level US$25,707 sen.
4. Permintaan Meningkat, GNA Group Bangun Rumah di Bekasi
Geliat sektor properti di koridor Timur Jakarta yang meliputi wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi hingga Karawang terus mengalami peningkatkan signifikan.
Koridor Timur Jakarta memiliki keunikan tersendiri sebagai wilayah dengan basis ekonomi yang kuat sehingga semakin seksi untuk dipilih sebagai sebuah kawasan pengembangan proyek properti.
Meningkatnya potensi dan permintaan terhadap properti hunian tapak (landed house) yang terus meningkat mendorong GNA Group meluncurkan perumahan baru di Golden Gemilang @Bekasi di Jl. Raya Kali CBL, Sarimukti, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi.
GNA Group sebelumnya telah mengembangkan beberapa perumahan di kawasan Bekasi dan Karawang seperti Golden City di Bekasi dan Golden Karawang di Karawang.
Koridor Timur Jakarta memiliki posisi strategis karena menghubungkan dua kota besar di Indonesia yakni Jakarta dan Bandung. Kedua lokasi tidak hanya terkoneksi lewat jalan tol tetapi nantinya juga akan hadir Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Selain itu kehadiran LRT Jabodebek dan jalur Tol Cibitung – Cilincing yang akan terkoneksi ruas JORR 2 semakin menambah kelengkapan infrastruktur di dalamnya.
5. Kejar Cuan, Garuda Tambah Frekuensi Internasional ke 3 Negara
Peningkatan frekuensi penerbangan merupakan langkah Garuda dalam menjawab momentum pertumbuhan industri perjalanan dunia.
Strategi iitu juga mempertimbangkan outlook performa rute penerbangan dan pertumbuhan permintaan penumpang pada 2023 yang menunjukkan tren positif.
Strategi Garuda dalam mendongkrak jumlah kunjungan adalah dengan menjembatani wisatawan mancanegara menuju berbagai destinasi prioritas di Tanah Air melalui penerbangan langsung antarnegara.
Sejauh ini, Garuda telah meningkatkan layanan pada sejumlah rute penerbangan internasional tujuan Jakarta, yakni Bangkok - Jakarta pp menjadi 7 kali dari sebelumnya 4 kali per minggu, Incheon - Jakarta pp menjadi 3 kali dari sebelumnya 2 kali per minggu, serta Hong Kong - Jakarta pp menjadi 6 kali dari sebelumnya 5 kali per minggu.
Peningkatan frekuensi penerbangan juga akan ditopang oleh pengoperasian Shanghai - Jakarta pp sebagai rute penerbangan baru Garuda Indonesia. Rute ini rencananya terbang sebanyak 2 kali per minggu mulai hari ini, Rabu (17/5/2023).
Dengan penambahan frekuensi tersebut GIAA akan mengoperasikan sedikitnya 28.000 penerbangan pada Juni 2023. Angka tersebut turut merepresentasikan optimisme atas akselerasi kinerja operasional Garuda Indonesia.
Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan jumlah penerbangan sebesar 87,75 persen, dari 7.215 penerbangan pada kuartal I/2022 menjadi 13.546 penerbangan pada kuartal I/2023.