Bisnis.com, JAKARTA – Produsen permen, PT Kino Indonesia Tbk menyikapi naiknya harga gula mentah berjangka dari semula US$19 sen per pon menjadi US$26 sen per pon.
Sekretaris Perusahaan Kino Clara Alexandra Linanda menuturkan perusahaan turut merasakan kenaikan harga gula industri yang menjadi bagian dari bahan baku pembuatan produk Kino utamanya dalam produk makanan dan minuman yang mengandung gula.
Perusahaan masih melakukan pemantauan harga bahan baku termasuk gula yang kini bersifat fluktuatif.
“Kami masih akan terus memantau harga bahan baku kami, termasuk gula,” kata Clara kepada Bisnis.com, Rabu (17/5/2023).
Menurutnya, untuk melakukan perubahan harga produk utamanya menaikkan harga, pihaknya harus melakukan sederet perencanaan agar harga produk tetap dapat bersaing di pasar.
“Untuk ini kami melakukan perencanaan strategis untuk memastikan harga produk kami tetap kompetitif,” tambah Clara.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis pada Jumat (12/5/2023), para anggota Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) tengah mengkaji kenaikan harga produk industri makanan dan minuman (mamin) usai meroketnya harga gula rafinasi yang menembus US$26 sen per pon.
Ketua Gapmmi Adhi S. Lukman menuturkan harga gula akan berdampak pada membengkaknya ongkos produksi dan pihaknya kemudian terpaksa menaikan harga produk.
Meskipun hingga kini Adhi menyebut pihaknya belum menghitung berapa persentase kenaikan produk industri mamin akibat kenaikan gula rafinasi ini.
Namun, Adhi memperkirakan jika hingga akhir tahun harga gula rafinasi tak kunjung menjajaki level normal, pihaknya akan menaikan harga produk. Dengan demikian, sebelum akhir tahun, pihaknya akan menerima keuntungan penjualan yang lebih sedikit.