Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Kerek Pajak Properti, Kesempatan RI Tarik Minat Pembeli Asing

Kenaikan pajak properti di Singapura dinilai dapat menjadi peluang bagi pengembang properti Indonesia untuk menarik minat pembeli properti asing.
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan pemerintah Singapura yang menggandakan bea meterai atau additional buyer's stamp duty (ABSD) sebesar 60 persen atas pembelian properti oleh warga asing dapat menjadi stimulus bagi pasar properti di Indonesia. 

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, pajak pembelian properti di Singapura melonjak dari 30 persen menjadi 60 persen. Hal ini dinilai menjadi kesempatan bagi pengembang properti Tanah Air untuk menarik minat pembeli properti asing. 

"Manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya mengingat stamp duty di Singapura lagi naik 60 persen, ini bisa kita manfaatkan untuk tarik foreigner buyer ke Indonesia untuk bisa membantu perekonomian," kata Marine di Jakarta, Selasa (16/5/2023). 

Tarif bea cukai baru yang ditetapkan pemeerintah Singapura pada 27 April 2023 lalu itu merupakan upaya untuk mendinginkan pasar properti residensial yang harganya semakin meroket, sekaligus menjaga keterjangkauan penduduk lokal untuk memiliki hunian. 

Sebagaimana diketahui, real estat Singapura merupakan investasi teraman dan tempat berlindung bagi investor asing. Dengan demikian, pemerintah di Negeri Singa itu meningkatkan bea meterai untuk pembeli rumah oleh orang asing dengan tarif pajak yang digandakan menjadi 60 persen dari sebelumnya 30 persen. 

Sementara itu, WNA di Indonesia masih terhambat untuk membeli properti yang terhalang oleh sejumlah regulasi. Namun, dengan berlakunya UU Cipta Kerja tahun ini ditargetkan pembelian hunian bagi orang asing semakin dipermudah. 

Adapun, berdasarkan data terbaru Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) kepemilikan properti pada periode 2017-2023 mencapai 131 properti. 

Sementara itu, pada 2020-2019 kepemilikan properti oleh WNA hanya mencapai 52 properti. Namun, setelah UU No. 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja ditetapkan, pada periode 2020-2023 ada peningkatan sebanyak 52 persen atau sebanyak 79 bidang.

Di antara banyaknya ketentuan yang ditetapkan dalam Omnibus Law 2023 salah satunya adalah pedoman yang longgar untuk mempekerjakan tenaga kerja asing dan perpajakan warga negara asing yang memperoleh penghasilan di luar negeri, yang dapat menjadi stimulus untuk kepemilikan properti.

Undang-undang tersebut juga diharapkan dapat membantu pemulihan sektor pariwisata dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Indonesia.

Dikutip dari Property Report by PropertyGuru, saat ini Indonesia pun terus menerima masuknya investasi asing, dengan beberapa perusahaan multinasional yang baru-baru ini mulai gencar dalam membangun pabrik-pabrik manufaktur dan industri di negara ini. 

Menurut Laporan Pasar Properti Rumah.com Q2 2023, semua indikator menunjukkan pemulihan dari musiman akhir tahun sepanjang kuartal I/2023. Permintaan apartemen turut meningkat, tumbuh 15 persen dari kuartal ke kuartal lebih baik daripada minat permintaan untuk perumahan, di tengah pertumbuhan harga yang stagnan dibandingkan dengan wilayah Jabodetabek lainnya.

Sementara itu, data dari Indonesia Property Market Report Q1 2023 yang dirilis Rumah.com, pencarian properti residensial dengan harga di atas Rp1 miliar terus meningkat, menandakan daya beli konsumen di Tanah Air masih terjaga. 

Indeks harga dan pasokan properti residensial di situs tersebut mencatat kenaikan tahunan moderat masing-masing sebesar 5,8 persen dan 6,8 persen, pada kuartal keempat 2022.

“Indonesia memasuki dunia pascapandemi dengan tingkat dengan tingkat kepercayaan akan kestabilan yang tinggi. Indonesia terbukti tangguh menghadapi turbulensi di tahun 2022. Kita memiliki semangat muda yang optimis diiringi dengan reformasi hukum dan kelembagaan sepanjang era Joko Widodo yang dinilai baik," ujarnya. 

Omnibus Law, yang diperkenalkan pada tahun 2021, menawarkan banyak kemudahan di bidang investasi dan di sisi lain dapat memberikan jaminan yang sangat dibutuhkan. 

"Menjelang tahun pemilu, masyarakat Indonesia mengalami dan merayakan banyak pembangunan infrastruktur baru, perubahan ibu kota, dan sarana mobilitas baru dalam kehidupan sehari-hari. Kami siap dan antusias untuk menikmati gaya hidup baru dan penawaran dari pengembang yang inovatif," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper