Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Selera Investor Asing dan Lokal Bidik Properti Hotel di RI

Realisasi investasi di sektor hotel dan restoran, baik dari PMA maupun PMDN, mencapai Rp7,9 triliun pada kuartal I/2023.
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Moncernya investasi sektor perhotelan di Tanah Air tak terlepas dari sumber penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN). Namun, ada perbedaan selera antara investor asing dan lokal dalam membidik aset di sektor properti ini. 

Director of Hospitality Services Colliers Satria Wei mengatakan, investor asing umumnya lebih berhati-hati dan bermain di area investasi yang aman, meskipun jumlah yang harus diinvestasikan lebih tinggi.

"Contohnya seperti di hotel berbintang 5 atau luxury, selain itu investor asing selalu mempertimbangkan prediksi investasi ke depannya dengan lebih detail," kata Satria kepada Bisnis, dikutip Rabu (10/5/2023).

Di sisi lain, investor domestik rata-rata lebih berani untuk mengambil risiko dan lebih jeli dalam menentukan investasinya berdasarkan pengamatan mereka akan kondisi realitas pasar yang ada sekarang.

Dia menjelaskan, secara umum saat ini kondisi perhotelan pada awal 2023 lebih baik dibandingkan 2022. Adapun, dari segi okupansi hotel di Jakarta saat ini berada di angka 58,1 persen pada kuartal I/2023, sementara pada periode yang sama tahun lalu sebesar 57,1 persen. 

Dari sisi tarif sewa harian atau average daily rate (ADR) terjadi kenaikan tipis pada hotel-hotel di Jakarta yang saat ini berada dikisaran US$63,39 dari periode kuartal I/2022 sebesar US$63,3. 

"Terbukanya akses untuk bepergian dan kesempatan untuk berinteraksi yang lebih terbuka, membuat jumlah turis domestik dan mancanegara meningkat," ujarnya. 

Kondisi perhotelan yang membaik perlahan pada kuartal pertama tahun ini juga mendorong pertumbuhan realisasi investasi di sektor perhotelan.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi di sektor hotel dan restoran, yakni sebesar Rp7,9 triliun pada kuartal pertama tahun ini yang mencakup PMA dan PMDN. 

Secara terperinci, realisasi PMA di sektor hotel dan restoran mencapai US$189,1 juta atau setara dengan Rp2,78 triliun dari 3.129 proyek. Sementara itu, realisasi PMDN berada di urutan ke-11 dengan realisasi investasi sebesar Rp5,18 triliun atau Rp5.188 miliar dari 6.267 proyek 

"Kami yakin, bahwa investasi di bidang perhotelan akan mengalami peningkatan di tahun ini, mengingat akan kesempatan yang masih terbuka," imbuhnya.

Lebih lanjut, Satria menuturkan, sejumlah wilayah yang masih menjadi tujuan utama berinvestasi hotel saat ini, yaitu Bali, Jakarta, Yogyakarta, Danau Toba dan juga beberapa destinasi baru lainnya. 

"Pertimbangan utama investor di area tersebut adalah karena kemudahan infrastruktur dan trafik dari pengunjung yang telah terbentuk dan stabil," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper