Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meneropong Potensi Dagang RI-Korsel pada Perayaan 50 Tahun Persahabatan

Simak potensi kerja sama perdagangan indonesia-Korea Selatan di tahun ke-50 persahabatan kedua negara.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi Korea Selatan (Korsel)di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 15 Mei 2023. Foto: BPMI Setpres/Rusman
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi Korea Selatan (Korsel)di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 15 Mei 2023. Foto: BPMI Setpres/Rusman

Bisnis.com, JAKARTA – Hubungan persahabatan antara Indonesia-Korea Selatan (Korsel) telah memasuki tahun ke-50 pada 2023. Sepanjang waktu berjalan, kerja sama keduanya telah dilakukan di berbagai sektor, terutama perdagangan. Lantas, bagaimana potensinya pada 2023?

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan Korsel merupakan partner perdagangan yang penting bagi Indonesia. 

Hal tersebut setidaknya terlihat pada realisasi ekspor nonmigas dari Indonesia ke Korsel yang mencapai US$2,9 miliar pada Januari – April 2023. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 30 persen atau dari posisi US$2,23 miliar pada periode yang sama tahun 2019. 

“Ada pertumbuhan pesat ekspor ke Korea Selatan dibandingkan saat prapandemi, terutama untuk komponen elektronik, besi baja, bahan kimia, tekstil dan perikanan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/5/2023).

Selain itu, kata Bhima, Korsel juga memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita yang cukup tinggi dan menjadi hub dari industri teknologi. Oleh karena itu, posisi Indonesia sebagai rantai pasok yang signifikan sangat dibutuhkan perusahaan-perusahaan di Korsel. 

Dia menambahkan bahwa dari sisi investasi, Korsel juga cukup gencar masuk ke berbagai bidang termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. 

“Kalau melihat merek otomotif yang cukup masif masuk ke mobil listrik bisa dikatakan Korea Selatan lebih agresif dibanding Jepang,” pungkasnya. 

Di sektor investasi digital, lanjut Bhima, perusahaan-perusahaan asal Negeri Ginseng tersebut juga cukup menaruh perhatian terhadap investasi perusahaan rintisan atau startup di Indonesia, hingga mendorong pengembangan talenta digital. 

Dengan segala potensi tersebut, Bhima menilai volume perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Korsel akan terus mengalami peningkatan. 

“Mungkin jangka pendek ada dampak dari naiknya suku bunga, biaya produksi dan pemulihan pascapandemi, event pemilu juga mempengaruhi rencana investasi tapi soal investasi dan perdagangan jangka panjang peran Korsel sulit tergantikan,” pungkasnya. 

Neraca Dagang

Sementara itu, dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan delegasi Korsel yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (15/5/2023), kedua negara sepakat untuk terus meningkatkan neraca perdagangan pada peringatan 50 Tahun Hubungan Persahabatan. 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan melanjutkan hubungan diplomatik. 

“Hubungan kedua negara sangat baik, apalagi memulai di akhir tahun 2015 sampai dengan saat ini ditandai dengan berbagai macam kebijakan perekonomian, salah satu di antaranya terkait perdagangan dan investasi,” ujarnya dalam konferensi pers. 

Dia juga menyampaikan Indonesia dan Korsel juga berpandangan bahwa neraca perdagangan antarkedua negara tetap harus ditingkatkan. Oleh karena itu, Presiden Jokowi turut meminta agar akses ekspor komoditas Tanah Air ke Korsel dapat dibuka. 

“Tadi Bapak Presiden juga meminta agar akses ekspor komoditas-komoditas kita, terutama komoditas pangan bisa dibuka, seperti jeruk dan beberapa komoditas unggulan lain,” tuturnya. 

Selain itu, pemerintah Korsel juga berharap hubungan diplomatik dengan Indonesia tidak hanya berjalan dalam konteks politik, tetapi juga dari sisi ekonomi

Dalam pertemuan ini, pimpinan sektor swasta dari Korsel yang hadir dalam audiensi kepada Presiden Jokowi adalah Sohn Kyung Shik (Ketua Federasi Pengusaha Korea/Ketua Grup CJ), Koo Ja-Eun (Ketua Grup LS), dan Choo Hyeongwook (CEO SK E&S

Selain itu, ada pula Hyun Shingyoon (CEO LG CNS), Park Seung Hee (Presiden Samsung Electronics), Robert Seung (CEO Tse Group), Lee Youngtack (Presiden Hyundai Motor ASEAN HQ), Lee Bang Soo (Presiden LG Energy Solution) dan Sun Kyung Hoon (Sun Hospital).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper