Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Meneropong Potensi Dagang RI-Korsel pada Perayaan 50 Tahun Persahabatan

Simak potensi kerja sama perdagangan indonesia-Korea Selatan di tahun ke-50 persahabatan kedua negara.
Dionisio Damara
Dionisio Damara - Bisnis.com 16 Mei 2023  |  12:15 WIB
Meneropong Potensi Dagang RI-Korsel pada Perayaan 50 Tahun Persahabatan
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi Korea Selatan (Korsel)di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 15 Mei 2023. Foto: BPMI Setpres - Rusman

Bisnis.com, JAKARTA – Hubungan persahabatan antara Indonesia-Korea Selatan (Korsel) telah memasuki tahun ke-50 pada 2023. Sepanjang waktu berjalan, kerja sama keduanya telah dilakukan di berbagai sektor, terutama perdagangan. Lantas, bagaimana potensinya pada 2023?

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan Korsel merupakan partner perdagangan yang penting bagi Indonesia. 

Hal tersebut setidaknya terlihat pada realisasi ekspor nonmigas dari Indonesia ke Korsel yang mencapai US$2,9 miliar pada Januari – April 2023. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 30 persen atau dari posisi US$2,23 miliar pada periode yang sama tahun 2019. 

“Ada pertumbuhan pesat ekspor ke Korea Selatan dibandingkan saat prapandemi, terutama untuk komponen elektronik, besi baja, bahan kimia, tekstil dan perikanan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (15/5/2023).

Selain itu, kata Bhima, Korsel juga memiliki Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita yang cukup tinggi dan menjadi hub dari industri teknologi. Oleh karena itu, posisi Indonesia sebagai rantai pasok yang signifikan sangat dibutuhkan perusahaan-perusahaan di Korsel. 

Dia menambahkan bahwa dari sisi investasi, Korsel juga cukup gencar masuk ke berbagai bidang termasuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. 

“Kalau melihat merek otomotif yang cukup masif masuk ke mobil listrik bisa dikatakan Korea Selatan lebih agresif dibanding Jepang,” pungkasnya. 

Di sektor investasi digital, lanjut Bhima, perusahaan-perusahaan asal Negeri Ginseng tersebut juga cukup menaruh perhatian terhadap investasi perusahaan rintisan atau startup di Indonesia, hingga mendorong pengembangan talenta digital. 

Dengan segala potensi tersebut, Bhima menilai volume perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Korsel akan terus mengalami peningkatan. 

“Mungkin jangka pendek ada dampak dari naiknya suku bunga, biaya produksi dan pemulihan pascapandemi, event pemilu juga mempengaruhi rencana investasi tapi soal investasi dan perdagangan jangka panjang peran Korsel sulit tergantikan,” pungkasnya. 

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

korsel neraca dagang
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top