Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan terdapat lima komoditas yang menopang kinerja ekspor nonmigas Indonesia pada April 2023. Benarkah bukan batu bara atau crude palm oil (CPO)?
Meski kinerja ekspor nonmigas pada bulan lalu tercatat mengalami penurunan sebesar 18,33 persen dari Maret 2023 sebesar US$22,08 miliar menjadi US$18,03 miliar, beberapa komoditas berperan dalam menopang kinerja tersebut.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan peningkatan ekspor komoditas nonmigas terbesar yaitu pada bijih logam, terak, dan abu yang secara nilai naik US$166,8 juta secara bulanan atau month-to-month (mtm).
“Peningkatan ekspor komoditas nonmigas terbesar yaitu biijih logam terak dan abu HS 26, naik 26,16 persen dengan negara tujuan utama Jepang, China, dan Jerman,” katanya dalam Rilis BPS, Senin (15/5/2023).
Komoditas yang berperan besar dalam peningkatan ekspor tersebut, yaitu golongan HS 26030000 yang mencakup cooper, ores, concentrates.
Selain bijih logam, komoditas dengan peningkatan nilai terbesar untuk ekspor April 2023 yaitu timah dan barang daripadanya (HS 80) sebesar US$72,9 juta atau tumbuh 63,49 persen (mtm).
Baca Juga
Komoditas kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) berada di posisi ketiga dengan peningkatan ekspor sebesar US$72,3 juta atau tumbuh hingga 113,95 persen dari Maret 2023.
Pupuk dengan kode HS 31 mengalami peningkatan nilai terbesar ekspor nonmigas pada April 2023 yang mencapai US$21,6 juta. Tumbuh 37,69 persen dari Maret 2023. Terakhir, komoditas bahan kimia anorganik dengan kode HS 28 tumbuh 9,96 persen (mtm) atau sebesar US$14,6 juta.