Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat baru terdapat 163 permohonan konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik hingga awal bulan ini.
Pengajuan untuk program konversi dengan bantuan atau subsidi sebesar Rp7 juta itu masih jauh dari target konversi yang dipatok pemerintah sebesar 50.000 unit hingga akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, pencatatan pengajuan yang relatif rendah itu disebabkan karena bengkel konversi saat ini baru tersedia satu unit di Cipulir, Jakarta Selatan.
Rencananya, kata Dadan, kementeriannya bakal menambah bengkel tersedia sebanyak tujuh unit pada hari ini di beberapa lokasi termasuk di Bali. Dengan demikian, dia memastikan, jumlah bengkel konversi bertambah menjadi delapan unit.
“Kita ada target 50.000, nah yang delapan unit ini sudah 35.000 kapasitasnya, mungkin masyarakat juga lihat kalau sekarang saya ada di Semarang kan bengkelnya belum ada kita akan sosialisasikan,” kata Dadan saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Dadan yakin penambahan unit bengkel konversi di beberapa daerah itu akan dapat secara agresif meningkatkan minat masyarakat untuk mengajukan pendaftaran hingga akhir tahun ini.
Baca Juga
“Mereka sudah buktikan bahwa program ini berjalan nanti akan ada bengkel-bengkel yang punya akses di daerah,” kata dia.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan 50.000 unit sepeda motor dapat dikonversi menjadi berbasis listrik hingga akhir 2023. Adapun target konversi sepeda motor itu dipatok makin agresif ke angka 150.000 unit pada akhir 2024. Besaran jumlah motor listrik yang dapat dikonversi ini dapat dievaluasi setiap tahun.
Lewat target konversi tahun ini, Dadan memperkirakan pemerintah dapat menghemat devisa sampai US$10 juta atau setara dengan Rp149,04 miliar (asumsi kurs Rp14.904 per dolar AS). Penghematan itu diperoleh dengan asumsi potensi pengurangan impor BBM sebesar 20.000 kiloliter nantinya.
Di sisi lain, masing-masing pemilik kendaraan konversi diperkirakan dapat menghemat hingga Rp2,77 juta setiap tahunnya setelah beralih ke motor setrum. Sementara itu, permintaan konsumsi listrik juga bertambah ke level 15,2 gigawatt per hour (GWh).
“Kami memastikan melalui platform digital bahwa motor yang dikonversi ini telah lulus mendapatkan sertifikat uji tipe dari Kementerian Perhubungan, baru biaya yang Rp7 juta akan dicairkan, akan ada verifikasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, penerima bantuan pemerintah itu diidentifikasi sebagai perseorangan dan menerima bantuan melalui bengkel konversi yang sudah mendapat sertifikat dari Kementerian Perhubungan.
Amanat itu tertuang pada Pasal 2 Permen ESDM Nomor 3 Tahun 2023 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai yang disahkan awal tahun ini.
Pada pasal selanjutnya, yakni Pasal 3 ayat 3 dan 4, dijelaskan biaya konversi ditentukan maksimal Rp17 juta untuk sepeda motor dengan kapasitas mesin 110 cc dan nilai potongan konversi yang diberikan sebesar Rp7 juta.