Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat memberikan perkembangan terbaru terkait dengan progres proyek MRT Fase 3 Cikarang-Balaraja dan Fase 4 dengan rute Fatmawati-Kampung Rambutan.
Tuhiyat memaparkan, sejauh ini pihaknya belum menerima ketertarikan investor baru untuk proyek fase 3 rute Cikarang-Balaraja. Dia mengatakan, perusahaan masih menunggu selesainya hasil kajian basic engineering design (BED) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Sejauh ini, MRT Jakarta telah menerima ketertarikan investor Inggris dan European Investment Bank (EIB) untuk mendanai proyek fase 3 MRT.
Pemerintah Inggris melalui United Kingdom Export Finance (UKEF) bahkan telah mengirimkan expression of interest (EOI) untuk mendanai proyek ini sebesar US$1,2 miliar atau Rp19,3 triliun.Perusahaan juga sudah sempat menawarkan 2 investor tersebut ke Pemerintah Daerah Jawa Barat.
“Sampai saat ini belum saya sign karena BED-nya masih di Kemenhub. Nanti setelah BED diserahkan ke kami dan Pemprov DKI Jakarta baru bisa dipastikan,” kata Tuhiyat, dikutip Selasa (9/5/2023).
Sementara itu, perusahaan juga tengah menunggu hasil kajian studi kelayakan atau feasibility study yang dilakukan oleh investor asal Korea Selatan untuk proyek MRT Fase 4 Fatmawati-Kampung Rambutan.
Baca Juga
Tuhiyat menuturkan, hasil studi ini tengah dianalisa oleh Pemprov DKI Jakarta dan ditargetkan selesai sekitar Juni-Juli mendatang. Target ini mengalami penundaan dari sebelumnya pada Mei 2023.
Menurut Tuhiyat, penundaan ini disebabkan oleh langkah Pemprov DKI yang mengajak sejumlah pihak sebagai penasihat. Dia menuturkan, tim penasihat tersebut terdiri dari beragam kalangan, mulai dari praktisi, akademisi, dan lain-lain.
Proyek MRT Fase ke 4 rencananya akan digarap dengan menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP). Dia mengatakan, perusahaan juga tengah menunggu keputusan final dari Pemprov DKI Jakarta terkait dengan kebijakan ini.
“Setelah hasil kajian-kajian tersebut selesai, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan letter to proceed kepada inisiator,” lanjutnya.
Dia menambahkan, sejauh ini konsorsium asal Korea Selatan bernama K-Consortium masih menjadi satu-satunya calon investor untuk proyek MRT Fase 4.
Sebagai informasi, proyek MRT East – West Line nantinya akan terbagi menjadi dua fase. Pertama, mencakup area DKI Jakarta yang diharapkan dapat beroperasi pada 2031 dengan target kontruksi paling lambat pada 2024.
Kedua, meliputi Banten dan Jawa Barat dengan target mulai operasi pada 2033. Pada fase 1 akan terbagi lagi menjadi stage 1 sepanjang 24,527 kilometer yang akan melalui Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria dan stage 2 sepanjang 9,237 kilometer yang melalui Tomang dan Kembangan.
Selanjutnya, MRT East-West fase 2 akan terbagi menjadi East-West Banten sepanjang 29,900 kilometer yang akan melalui Kembangan, Kelapa Dua, hingga Balaraja, serta East-West West Java sepanjang 20,438 kilometer yang akan melalui Medan Satria dan Cikarang.
Semantara itu, Proyek MRT Fase 4 akan terbentang dari Fatmawati hingga Kampung Rambutan dengan panjang lintasan sekitar 10,9 kilometer. Rute tersebut nantinya akan memiliki 10 stasiun pemberhentian yang seluruhnya berada di bawah tanah atau fully underground.