Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menjadikan keamanan pangan sebagai salah satu isu prioritas pada Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan Asean-China yang dicanangkan di Beijing, Selasa (25/4/2023).
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan sesuai kapasitasnya sebagai Ketua Asean untuk tahun ini, Indonesia memainkan peran penting dalam mempromosikan kerja sama regional dan koordinasi untuk mengatasi tantangan keamanan pangan.
Mantan Direktur Jenderal Asean Kementerian Luar Negeri RI itu pun berkesempatan memberikan sambutan pada acara pencanangan Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan Asean-China.
"Kami menggarisbawahi pentingnya stabilitas rantai pasokan dan akses pangan di tengah kondisi global saat ini," katanya berdasarkan keterangan resmi yang dikutip Sabtu (29/4/2023).
Sementara Perdana Menteri China Li Qiang turut memberikan sambutan pada acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China (MARA).
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Perdana Menteri Liu Guozhong, PM Li menyampaikan komitmen pemerintahannya untuk bekerja sama dengan Asean guna memperkuat kemitraan komprehensif strategis, khususnya di bidang pertanian dan ketahanan pangan.
Baca Juga
Menurutnnya program tersebut sebagai titik permulaan penguatan kerja sama, koordinasi, dan komunikasi antara Asean dan China dalam meningkatan akses pasar produk pertanian dan pertukaran informasi.
Tak hanya itu, program ini juga mampu membangun kapasitas teknologi tinggi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan dua miliar jiwa masyarakat Asean dan China.
Pada KTT Asean-China November 2022, negara-negara anggota Asean dan China bersepakat menetapkan tahun 2023 sebagai Tahun Kerja Sama Pertanian dan Ketahanan Pangan Asean-China. Program itu bagian dari implementasi Kesepakatan Bersama Asean-China untuk Kerja Sama Keamanan Pangan.
Nilai perdagangan Asean-China pada 2022 telah mencapai US$975 miliar atau setara dengan Rp 14,306 triliun khusus untuk produk pertanian mencapai US$61 miliar atau Rp895 triliun. Kedua belah pihak akan bekerja sama dalam sektor pertanian hijau, digitalisasi pertanian dan pembukaan akses pasar.