Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Properti di Singapura Makin Banyak Diburu Investor Asing Awal Tahun Ini

Proporsi pembeli properti di Singapura oleh warga asing telah meningkat sejak pembukaan kembali perbatasan pascapandemi. 
Patung Merlion berdiri di kawasan Marina Bay, membelakangi distrik pusat bisnis, di Singapura, Rabu (20/5/2020)./Bloomberg-Lauryn Ishak
Patung Merlion berdiri di kawasan Marina Bay, membelakangi distrik pusat bisnis, di Singapura, Rabu (20/5/2020)./Bloomberg-Lauryn Ishak

Bisnis.com, JAKARTA - Awal tahun 2023 merupakan momentum menggairahkan bagi pasar properti Singapura. Pasalnya, investor asing semakin berbondong-bondong membidik aset mewah sebagai ladang cuan di Negeri Singa itu. 

Direktur Senior Penelitian Huttons Lee Sze Teck mengatakan, proporsi pembeli properti oleh warga asing telah meningkat sejak pembukaan kembali perbatasan pascapandemi. 

"Dari level terendah 3,1 persen pada kuartal I/2022, proporsi pembeli asing terus meningkat hingga mencapai 6,9 persen pada kuartal I/2023. Ini adalah yang tertinggi sejak kuartal I/2018 ketika proporsinya 7,3 persen," kata Lee Sze Teck dikutip dari Channel News Asia, Kamis (27/4/2023). 

Lee juga mencatat jumlah enquires atau pencarian dari orang asing terkait real estat di Singapura pun semakin meningkat. Adapun, umumnya proyek properti yang disasar, yakni proyek kelas atas yang berada di wilayah inti kota pusat. 

Namun, Lee menerangkan, akan ada dampak perlambatan bagi investor asing untuk kembali menyerap pasar real estat Singapura. Prediksinya ini menyambut kebijakan pemerintah terkait dengan kenaikan pajak pembelian properti bagi warga asing. 

Pemerintah Singapura resmi menaikkan pajak atas pembelian properti yang dilakukan oleh warga asing pada Rabu, (26/4/2023). Adapun, kenaikan pajak dilakukan dengan meningkatkan bea meterai menjadi 60 persen dari sebelumnya 30 persen. 

"Tetapi, pasar kelas atas yang ditargetkan untuk lebih banyak orang asing mungkin menahan diri untuk sementara waktu bagi pasar untuk menyerap dampak pengumuman tersebut," ujarnya. 

Di sisi lain, dia berharap bahwa pasar properti yang didominasi proyek di pinggiran kota kemungkinan akan tetap berlanjut dengan peluncuran mereka karena pembelinya sebagian besar adalah orang Singapura. 

Senada, CEO PropNex Realty Tuan Ismail Gafoor menuturkan, dampak dari kebijakan pemerintah dapat memukul telak investor asing atas pembelian propertinya. 

"Pajak 60 persen yang sangat ketat, banyak pembeli asing kemungkinan akan menilai kembali pilihan mereka," kata Tuan Ismail Gafoor.

Lebih lanjut, Head of Research Colliers Singapura Catherine He mengatakan, dampak paling langsung adalah volume penjualan akan turun. Sebab, penggandaan pajak telah membuat investor dan orang asing berpikir ulang untuk membeli. 

"Harga kemungkinan akan moderat selama beberapa bulan, menguntungkan penghuni pemilik dan pembeli pertama kali," terangnya. 

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (27/4/2023), kebijakan ini diterapkan untuk mendinginkan pasar properti residensial yang harganya semakin meroket, sekaligus menjaga keterjangkauan penduduk lokal untuk memiliki hunian. Sebagaimana diketahui, real estat Singapura merupakan investasi teraman dan tempat berlindung bagi investor asing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper