Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Mahal, Pajak Orang Asing Beli Properti di Singapura Naik Jadi 60 Persen

Pemerintah Singapura resmi menaikkan pajak atas pembelian properti yang dilakukan oleh warga asing pada Rabu, (26/4/2023).
Marina Bay, Singapura. /stb.gov.sg
Marina Bay, Singapura. /stb.gov.sg

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Singapura resmi menaikkan pajak atas pembelian properti yang dilakukan oleh warga asing pada Rabu, (26/4/2023). Adapun, kenaikan pajak dilakukan dengan menggandakan bea meterai sebesar 60 persen.

Dikutip dari Bloomberg, Kamis (27/4/2023), kebijakan ini diterapkan untuk mendinginkan pasar properti residensial yang harganya semakin meroket, sekaligus menjaga keterjangkauan penduduk lokal untuk memiliki hunian. 

Sebagaimana diketahui, real estat Singapura merupakan investasi teraman dan tempat berlindung bagi investor asing. Dengan demikian, pemerintah di Negeri Singa itu meningkatkan bea meterai untuk pembeli rumah oleh orang asing dengan tarif pajak yang digandakan menjadi 60 persen dari sebelumnya 30 persen. 

Ekonom Asia Bloomberg Economics Chang Shu mengatakan, kenaikan pajak tersebut dapat memperlambat investasi besar-besaran yang dilakukan asing ke Singapura. Namun, efektivitas dan dampaknya mungkin tidak akan sebesar yang diharapkan. 

"Permintaan untuk mendiversifikasi aset tetap kuat, dan Singapura masih menjadi tujuan utama di Asia," ujar Chang Su.

Bukan rahasia lagi bahwa sektor properti negara itu tetap kuat bahkan ketika negara-negara lain menghadapi perlambatan karena melonjaknya suku bunga dan inflasi. Hal ini dikarenakan banyaknya aliran uang yang masuk, terutama dari taipan China.

Namun, hal tersebut menyebabkan minimnya pasokan properti. Terlebih, kenaikan biaya konstruksi selama pandemi juga mendorong harga rumah dan sewa sehingga memicu ketidakpuasan di kalangan penduduk lokal. 

Pembuat kebijakan semakin khawatir bahwa investor asing semakin melihat properti Singapura sebagai kelas aset panas dan menekan penduduk setempat.

"Tanpa adanya tindakan pencegahan dini, kita mungkin melihat jumlah investasi, baik oleh penduduk lokal maupun orang asing tumbuh, dan itu akan menambah tekanan bagi warga Singapura yang ingin membeli properti hunian," kata Menteri Pembangunan Nasional Singapura Desmond Lee.

Menurutnya, tarif pajak baru akan berdampak pada sekitar 10 persen dari transaksi properti pribadi. Analis memperkirakan dampak terbesar akan dirasakan oleh pembeli properti mewah asing.

Berdasarkan laporan Reuters, bea meterai untuk orang asing terakhir kali dinaikkan menjadi 30 persen dari 20 persen pada Desember 2021. Hal ini menyebabkan penurunan 16,5 persen pada kondominium yang dibeli oleh orang asing pada 2022. Namun, harga belum juga turun.

Chief research officer di perusahaan proptech MOGUL.sg, Nicholas Mak mengatakan, ada batasan tindakan jika hanya 10 persen dari pembelian yang terpengaruh.

"Ada sedikit dampak pada 90 persen lainnya. Jika demikian, bagaimana Anda mendinginkan pasar? Anda memiliki pabrik minyak yang terbakar dan orang-orang ini tidak menggunakan alat yang tepat untuk memadamkan api," kata Mak. 

Seorang agen properti Singapura, Vera Liu, terlihat panik setelah pajak properti baru diberlakukan dan membuat dua dari kesepakatan yang tengah berlangsung gagal. 

Liu bercerita, pembeli properti asing menarik diri dari pembelian kondominium mewah senilai US$7,50 juta. Sementara itu, pembeli lain yang berminat dan telah berkomitmen untuk transfer dana ke Singapura juga menunda.

"Pintu sekarang tertutup [untuk pembeli asing]. Saya panik menelepon pembeli saya menjelang tengah malam, ini gila, penyesuaiannya sangat tinggi. Itu bisa berarti bea beberapa juta dolar lebih banyak untuk beberapa pembeli," kata Liu, dikutip dari Reuters

Sejak menjalankan pembelian pada 2018, pemerintah telah mengatur waktu pengumuman setiap langkah pengetatan mendekati tengah malam. Tarif baru mulai berlaku pada hari hari ini, Kamis (27/4/2023). 

Kenaikan bea meterai adalah salah satu langkah pengetatan paling keras di pasar real estat dalam waktu yang lama dan terjadi setelah serbuan orang asing kembali ke pasar properti Singapura dalam beberapa tahun terakhir. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper