Bisnis.com, JAKARTA – Supply Chain Indonesia (SCI) angkat bicara terkait perpanjangan pembatasan angkutan barang saat arus balik Lebaran hingga 28 April 2023.
Sugi Purnoto, Senior Consultant Supply Chain Indonesia menjelaskan, perpanjangan pembatasan angkutan barang selama arus balik Lebaran akan menimbulkan dampak secara mikro dan makro.
Dia menuturkan, secara mikro kebijakan ini akan berimbas pada perusahaan-perusahaan yang sudah kembali melakukan produksi pada hari ini. Hal ini mengingat waktu cuti bersama sudah selesai pada Selasa (25/4/2023) kemarin.
Dengan perpanjangan pembatasan angkutan, aktivitas distribusi barang produksi akan terhambat. Sehingga, persediaan produksi yang seharusnya didistribusikan ke pelanggan-pelanggan atau pusat logistik lain menjadi menumpuk.
“Imbasnya barang-barang ini meluber di gudang dan menghambat kelanjutan produksi. Dengan pembatasan yang terbaru ini, aktivitas distribusi secara riil baru berlangsung lagi pada 2 Mei mendatang,” jelas Sugi saat dihubungi, Rabu (26/4/2023).
Sementara itu, secara makro kebijakan ini akan memicu kelangkaan sejumlah barang di pasar karena terhambatnya proses distribusi. Hal ini terutama untuk barang-barang yang diproduksi di wilayah lain seperti Jawa Timur dan Jawa Barat untuk didistribusikan ke luar kota seperti Jabodetabek serta sebaliknya.
Baca Juga
Sugi menambahkan, perpanjangan pembatasan angkutan ini juga akan menambah waktu pengiriman barang. Hal tersebut karena adanya waktu libur panjang setelah masa cuti bersama hingga 2 Mei mendatang.
Dia mencontohkan, pengiriman barang dari wilayah Jakarta ke Surabaya, Jawa Timur umumnya memakan waktu sekitar 3 hari.
“Karena pada tanggal 2 Mei itu barangnya baru keluar dari lokasi masing-masing kemudian sampai sekitar 4 atau 5 Mei. Dengan kebijakan baru ini, barang-barang baru akan tersedia kembali sekitar 8 Mei mendatang,” jelas Sugi.
Sugi menuturkan, SKB terbaru tersebut seharusnya dapat memberikan alternatif bagi kendaraan angkutan untuk melanjutkan kegiatan distribusi barang. Dia mengatakan kebutuhan antara pemudik dan angkutan untuk barang-barang yang sifatnya penting harus diseimbangkan.