Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Janet Yellen: Gagal Bayar Utang AS Bisa Picu Bencana Ekonomi

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memperingatkan bahwa bencana ekonomi AS dapat terjadi jika Kongres gagal menaikkan pagu utang pemerintah.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen/Bloomberg.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen/Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memperingatkan bahwa bencana ekonomi AS dapat terjadi jika Kongres gagal menaikkan pagu utang pemerintah yang berujung pada gagal bayar.

Bencana ekonomi ini dapat membuat suku bunga lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang.

Dalam teks pidato yang dipersiapkan untuk acara di Washington dengan para eksekutif bisnis dari California, Yellen mengatakan bahwa gagal bayar utang AS akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan dan meningkatkan tagihan rumah tangga untuk KPR, kredit mobil, dan kartu kredit.

Dia mengatakan bahwa sudah menjadi tanggung jawab Kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas pinjaman sebesar US$31,4 triliun. Yellen juga memperingatkan bahwa gagal bayar akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dicapai AS sejak pandemi Covid-19.

"Gagal bayar utang kita akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan. Gagal bayar akan meningkatkan suku bunga untuk selamanya. Investasi di masa depan akan menjadi jauh lebih mahal,” kata Yellen kepada para anggota Kamar Dagang Metropolitan Sacramento.

Jika pagu utang tidak dinaikkan, bisnis-bisnis AS akan menghadapi pasar kredit yang memburuk, dan pemerintah kemungkinan besar tidak akan dapat memberikan pembayaran kepada keluarga-keluarga militer dan para manula yang bergantung pada Jaminan Sosial.

"Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang. Mereka harus melakukannya tanpa syarat. Dan tidak boleh menunggu sampai menit-menit terakhir,” lanjutnya.

Yellen mengatakan kepada para anggota parlemen pada bulan Januari bahwa dana federal yang tersisa hanya akan cukup sampai awal Juni jika batas utang tidak ditingkatkan.

Tidak seperti kebanyakan negara maju lainnya, AS memberikan batasan yang ketat pada berapa banyak yang dapat dipinjam. Karena pemerintah membelanjakan lebih banyak daripada yang diterima, anggota parlemen harus secara berkala menaikkan pagu utang.

Ketua DPR Kevin McCarthy pekan lalu mengajukan rencana yang akan mengombinasikan pemotongan belanja sebesar US$4,5 triliun dengan kenaikan pagu utang sebesar US$1,5 triliun, dan menyebutnya sebagai dasar untuk negosiasi dalam beberapa minggu ke depan.

Gedung Putih bersikeras bahwa kedua isu tersebut tidak boleh dikaitkan, dan Senat yang dikuasai Partai Demokrat kemungkinan besar akan menolak proposal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper