Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASDP Urai Lonjakan Volume Kendaraan Mudik di Pelabuhan Gilimanuk

ASDP mengantisipasi kemacetan dengan mengoperasikan kapal bantuan berukuran besar.
Foto udara suasana di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (12/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Foto udara suasana di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (12/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, GILIMANUK — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah mengantisipasi kemacetan di area pelabuhan dengan mengoperasikan kapal bantuan berukuran besar. 

General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang - Gilimanuk Muhammad Yasin mengatakan kejadian kemacetan menjelang Lebaran 2023 telah diprediksi perseroan. 

Oleh karena itu, ASDP mengambil keputusan untuk mengurai kepadatan volume kendaraan di area pelabuhan Gilimanuk dengan menerjunkan dua kapal bantuan berukuran besar. 

"Mudik ke Jawa itu kemarin memang cukup padat dan kami segera antisipasi langkah-langkah tanggap yaitu pertama mengoperasikan kapal bantuan yaitu KMP Jatra II dengan ukuran kapasitas besar dan pada malam harinya kami juga akan mengoperasikan tambahan KMP Kalaya Parama," kata Yasin kepada tim Jelajah Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk, Kamis (20/4/2023).

Selain itu, pihaknya juga telah mengoptimalkan waktu keberangkatan maupun saat sandar kapal dengan memprioritaskan motor dan mobil. 

Sementara itu, kendaraan yang kurang diprioritaskan adalah kendaraan niaga jenis truk tanpa membawa barang logistik apapun. 

"Kemudian, mengoptimalkan seluruh dermaga baik dari sisi port time atau sail time, [dengan] memprioritaskan kendaraan jumlahnya besar [mobil dan motor], sementara untuk Truk nomor tiga, kan karena ini sudah dibatasi," tambahnya. 

Dengan strategi itu, per hari ini di pelabuhan Gilimanuk berhasil menyusutkan volume kendaraan yang hari sebelumnya mencapai 9.000 unit. Bahkan, kata Yasin, di area buffer zone atau ruang tunggu bagi pengguna jasa ASDP telah kosong baik dari kendaraan maupun penumpang. 

"Bersyukur seperti yang kami lihat saat ini sudah terurai dari puncak 9000-an untuk mobil itu terurai dan tidak ada lagi kendaraan yang berada di bufferzone. Ini mengalir tidak ada antri," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper