Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) terus mengeksplorasi peluang untuk memperluas hubungan perdagangan di sektor pertanian dengan Indonesia. Ada kelapa sawit, keju, hingga daging sapi.
Jika membahas komoditas pertanian yang potensial, lanjutnya, maka kedelai asal Amerika saat ini cukup menjadi primadona di Indonesia.
“AS sudah menjadi mitra yang sangat penting bagi Indonesia di sektor pertanian. Selain dari kismis, kurma, dan kacang arab yang ditampilkan dalam acara ini, kedelai Amerika sebenarnya sangat populer di Indonesia karena sangat cocok untuk Tempe,” Ujar Kim dalam pada hari Jumat (14/4/2023) acara Ramadan Delights with U.S di @america, Pacific Place Jakarta.
Konselor Pertanian Kedutaan Besar AS Jakarta Rey Santella juga mengkonfirmasi bahwa untuk saat ini kedelai AS populer di Indonesia untuk pembuatan tempe dan tahu. Menurutnya, alasan kedelai AS dipilih karena pertimbangan warna, kualitas dan rasa.
Di lain sisi, Santella juga membahas mengenai konsumsi produk susu meningkat di Indonesia, baik itu susu, keju, atau bahkan produk daging sapi. Namun, masih ada tantangan dalam hal izin impor dan lisensi.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah untuk menangani masalah tersebut agar kami dapat membawa lebih banyak produk dan memberi lebih banyak pilihan kepada konsumen Indonesia” Jelas Santella yang juga turut hadir dalam acara tersebut.
Baca Juga
Dari sisi Indonesia, Santella menjelaskan bahwa minyak kelapa sawit Indonesia masih dicari untuk ekspor ke Amerika.
Hal ini lantaran minyak kelapa sawit Indonesia sering digunakan untuk banyak produk seperti body lotion, sabun, shampo dan sebagainya.
“Ada banyak kegunaan untuk produk kelapa sawit Indonesia. Sama seperti kedelai kami, yang juga dapat memberikan pakan ternak dan mengirimkannya dalam komoditas besar,” Jelas Santella menjelaskan hubungan perdagangan yang baik antara Indonesia dan AS.
Di lain sisi, AS saat ini juga bekerja dengan pemerintah Indonesia membahas mengenai peraturan impor dan lisensi yang sebelumnya disebut sebagai tantangan.
“Kami bekerja dengan pemerintah untuk menangani peraturan impor atau lisensi dan membuatnya lebih transparan, sehingga eksportir kami tahu apa yang harus dicari saat membawa produk mereka [ke Indonesia],” tuturnya.