Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin komite kongres Amerika Serikat (AS) terkait China mengungkapkan keprihatinannya dengan ketergantungan produsen mobil listrik Tesla terhadap China.
Hal ini lantaran Tesla mengungkapkan rencana untuk membuka pabrik baterai Megapack di Shanghai, saat kondisi ketegangan AS dan China meningkat.
Mengutip dari Reuters pada hari Selasa (11/4/2023), Mike Gallagher, ketua komite khusus DPR AS untuk Partai Komunis China mengatakan bahwa dirinya ingin mengetahui bagaimana CEO Tesla Elon Musk menyeimbangkan dukungan pemerintah AS untuk Tesla dan operasinya di China.
Sebelumnya, Tesla mengumumkan pendirian pabrik baru tersebut dalam tweet di hari Minggu.
Media pemerintah China juga melaporkan bahwa pabrik tersebut akan memproduksi 10.000 unit Megapack per tahun. Diketahui jumlah tersebut setara dengan penyimpanan energi sekitar 40 Giga Watt hour (GWh).
"Saya prihatin mengenai [pabrik baterai] ini,” ungkap Gallagher.
Anggota DPR dari Partai Republik ini kemudian berpendapat bahwa Tesla sepenuhnya bergantung pada dua hal.
Pertama, Tesla tampaknya bergantung pada kemurahan hati pemerintah federal melalui keringanan pajak. Kedua, Gallagher berpendapat bahwa Tesla juga bergantung pada akses ke pasar China.
Mengutip dari pemberitaan Bisnis sebelumnya, pembangunan pabrik baterai baru tersebut dijadwalkan dimulai pada kuartal III/2023. Adapun produksi akan dilakukan pada kuartal II/2023.
Megapack digunakan sebagai baterai skala besar untuk membantu menstabilkan jaringan energi. Nantinya, setiap unit dapat menyimpan energi yang cukup untuk memberikan daya rata-rata 3.600 rumah selama 1 jam.
Megapack sendiri dirancang bukan untuk kendaraan, melainkan untuk utilitas dan proyek komersial skala besar.