Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan di Indonesia, Tesla Bangun Pabrik Baterai Raksasa di China

Produsen kendaraan listrik Tesla mengumumkan rencananya untuk membangun pabrik baterai raksasa di China
Deretan Powerpack dan inverter milik Tesla Inc. yang berada di fasilitas Mira Loma Energy Storage System (ESS) Southern California Edison Co. di Ontario, Kanada, AS, Kamis (1/6/2017)./Bloomberg-Patrick T. Fallon
Deretan Powerpack dan inverter milik Tesla Inc. yang berada di fasilitas Mira Loma Energy Storage System (ESS) Southern California Edison Co. di Ontario, Kanada, AS, Kamis (1/6/2017)./Bloomberg-Patrick T. Fallon

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kendaraan listrik Tesla Inc. berencana membangun pabrik baterai raksasa di Shanghai, China.

Melansir CNN International, Senin (10/4/2023), perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk itu ingin membangun pabrik Megapack dengan kapasitas 10.000 unit per tahun. Megapack merupakan baterai skala besar yang digunakan untuk menyimpan listrik dalam jumlah besar.

Elon Musk mengumumkan rencana tersebut melalui akun Twitternya dengan menyertakan foto seremoni penandatanganan proyek pabrik di Shanghai tersebut.

"Tesla membuka pabrik Megapack di Shanghai untuk melengkapi produksi pabrik Megapack di California,” cuitnya.

Adapun, Megapack dimaksudkan untuk digunakan sebagai baterai skala besar yang dapat membantu menstabilkan jaringan energi. Setiap unit dapat menyimpan energi yang cukup untuk memberi daya rata-rata rata-rata 3.600 rumah selama 1 jam. Megapack dirancang untuk utilitas dan proyek komersial skala besar, bukan kendaraan.

Dilaporkan pertama kali oleh Xinhua, disebutkan bahwa konstruksi pabrik baterai baru itu dijadwalkan akan dimulai pada kuartal ketiga tahun ini dan akan mulai berproduksi pada kuartal kedua 2024.

Pabrik yang akan dibangun tepatnya di Lingang, sebuah zona perdagangan bebas di pinggiran Shanghai di mana tempat pabrik kendaraan listrik Tesla dibangun pada 2019, akan memiliki kapasitas produksi yang sama dengan pabrik Tesla di California, Amerika Serikat, yakni setara dengan 40 gigawatt hour (GWh) penyimpanan energi.

Dalam perkembangan lain, pemerintah Indonesia telah lama merayu Tesla untuk membangun pabriknya di Indonesia.

Pada Maret 2023 lalu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengeklaim perkembangan terkait investasi produsen mobil listrik asal Amerika Serikat itu sudah sangat maju. Namun, Luhut belum bisa membocorkan detailnya karena terikat dengan non-disclosure agreement (NDA).

“Kita masih NDA, tapi saya bisa katakan [ada] kemajuan yang sangat maju. [belum bisa diungkap] Saya masih terikat pada NDA,” kata Luhut di sela Konferensi Pers insentif KBLBB di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Senin (20/3/2023).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper