Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang melantik Kazuo Ueda menjadi gubernur baru Bank of Japan (BOJ) menggantikan Haruhiko Kuroda.
Nama Kazuo Ueda keluar sebagai calon gubernur BOJ terpilih mengalahkan beberapa pesaingnya, yakni Masayoshi Amamiya, Hiroshi Nakaso, dan Hirohide Yamaguchi.
Pria berusia 71 tahun ini secara luas dipandang sebagai seorang ahli dalam kebijakan moneter. Namun terpilihnya Ueda dipandang mengejutkan oleh para analis. Dia bahkan tidak dianggap sebagai kandidat kuda hitam.
Transisi kepemimpinan BOJ pada musim semi ini menandai akhir dari eksperimen moneter radikal Gubernur Haruhiko Kuroda yang telah berlangsung selama satu dekade.
Kudora berusaha untuk mengejutkan publik dari pola pikir deflasi, dan akhirnya dapat membuat Jepang sejajar dengan negara-negara besar lainnya dalam hal menaikkan suku bunga.
Profil Kazuo Ueda Gubernur Baru BOJ
Dilansir dari Reuters pada Senin (10/4/2023), Kazuo Ueda awalnya berprofesi sebagai seorang akademisi, Kazuo belajar matematika di Universitas Tokyo yang elit sebelum menerima gelar Ph.D. di bidang ekonomi di Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1980.
Baca Juga
Dia mengajar di University of British Columbia di Kanada sebelum kembali ke Jepang dan akhirnya ke University of Tokyo, di mana dia kemudian menjadi dekan fakultas ekonomi.
Kazuo menjabat sebagai anggota dewan kebijakan Bank of Japan antara tahun 1998 dan 2005.
Setelah selesai dengan pendidikannya, Kazuo adalah seorang profesor dan dekan departemen bisnis di Kyoritsu Women's University di Tokyo. Dia adalah direktur eksternal di JGC Holdings Corp (1963.T), sebuah perusahaan teknik dan di Bank Pembangunan Jepang milik negara.
Ueda juga merupakan kepala dewan di Institute for Monetary and Economic Studies, sebuah lembaga pemikir BOJ.
Mengapa Kazuo Ueda bisa terpilih menjadi Gubernur BoJ yang baru?
Ketika ditanya pandangannya mengenai kebijakan moneter, Ueda menjawab bahwa kebijakan moneter harus dilakukan berdasarkan kondisi saat ini dan terutama prospek ekonomi dan harga.
"Saya rasa kebijakan BOJ saat ini sudah tepat, dan bagaimanapun juga, pelonggaran moneter harus dilanjutkan mengingat kondisi saat ini." tuturnya dalam sebuah stasiun TV lokal.
Adapun, Kazuo Ueda memperingatkan BOJ agar tidak menaikkan suku bunga secara prematur hanya karena inflasi melebihi 2 persen.
Namun, dia juga mengatakan bank sentral harus mempertimbangkan strategi keluar dari kebijakan moneter yang sangat longgar, dan meninjau kembali program stimulus yang luar biasa pada suatu saat nanti.
Pandangan terhadap Kazuo Ueda
Para ekonom dan analis menilai Kazuo Ueda masih menjadi sesuatu yang tidak diketahui oleh banyak orang di pasar. Yen awalnya menguat karena ekspektasi bahwa dia dapat menghapus suku bunga super rendah lebih awal dari yang diharapkan, tetapi kemudian memangkas kenaikan setelah komentarnya bahwa kebijakan BOJ saat ini sudah tepat.
"Dalam hal kebijakan moneter, mungkin tidak ada yang bisa memahami cara berpikirnya dengan baik, tetapi dia sangat kuat dalam ekonomi internasional, termasuk nilai tukar mata uang asing," kata kepala analis makro di Sumitomo Mitsui Asset Management Masayuki Kichikawa.
Hubungan Kazuo Ueda dengan Abenomics
Tidak seperti Haruhiko Kuroda, dan wakilnya, Masayoshi Amamiya, Kazuo Ueda tidak terlihat memiliki hubungan yang kuat dengan kebijakan Abenomics yakni stimulus moneter dan fiskal besar-besaran yang diperjuangkan oleh mantan Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe.
"Kazuo Ueda sebenarnya adalah seorang ekonom akademis. Siapapun yang pernah mempelajari Jepang secara akademis akan mengenalnya," kata kepala strategi FX di UBS di London, James Malcom.
James menilai Kazuo sedikit berpihak pada suplai, tetapi dia juga tidak terlalu positif terhadap Abenomics sejak awal.