Bisnis.com, JAKARTA - Kazuo Ueda secara resmi mengambil kendali Bank of Japan (BOJ) menggantikan Haruhiko Kuroda yang masa jabatannya berakhir.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (10/4/2023), Kazuo Ueda memulai masa jabatannya dengan melanjutkan program stimulus moneter dari Kuroda, yang menghabiskan US$11,7 triliun untuk mengejar target inflasi bank sentral Jepang di level 2 persen.
Dengan melanjutkan program kerja yang ada, para pengamat melihat Kazuo Ueda mampu mencapai target soft landing perekonomian dengan mempertahankan kebijakan yang ada.
Dalam pidato perdananya, Ueda mengungkapkan pelonggaran moneter perlu dilakukan untuk membawa fokus pasar yang lebih besar pada apakah dan kapan dia akan menyesuaikan program kontrol kurva imbal hasil BOJ untuk membuat kerangka kerja kebijakan yang tidak terlalu berbahaya.
Meskipun Ueda masih meninjau semuanya untuk sementara waktu, sebagai tanda bahwa para pelaku pasar bersiap terhadap potensi penyesuaian kontrol kurva imbal hasil, imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang telah naik kembali.
Sebagai akademisi pertama yang mengepalai bank sentral, Ueda sejauh ini bersikap netral terhadap kebijakan moneter, tidak seperti Kuroda yang memulai masa jabatannya di tahun 2013 dengan janji yang jelas untuk meningkatkan stimulus.
Dalam diskusi dengar pendapat parlemen pertamanya pada Februari, Ueda mengatakan tanggung jawab terbesarnya adalah membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat untuk kebijakan yang dibutuhkan, apakah itu perubahan ke arah normalisasi atau melanjutkan stimulus.
"Jika saya ditunjuk sebagai gubernur BOJ, misi saya bukanlah untuk membuat kebijakan moneter yang ajaib dan khusus," katanya beberapa waktu lalu.
Adapun, pria berusia 71 tahun ini dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan kebijakan pertamanya antara 27-28 April. Sebagian besar pengamat BOJ memperkirakan adanya pengetatan kebijakan pada Juni.
Para ekonom yang telah mengenal Ueda dengan baik selama beberapa dekade mengatakan Kazuo Ueda adalah pilihan yang tepat untuk menjadi gubernur, dengan latar belakang akademisnya yang mumpuni dan pengalaman praktisnya sebagai mantan anggota dewan BOJ di awal tahun 2000-an.
Bahkan, sekitar 94 persen ekonom mengatakan Kazuo Ueda adalah pilihan yang baik.
Kazuo Ueda meraih gelar doktor dari Massachusetts Institute of Technology setelah lulus dari University of Tokyo, dan dijuluki sebagai Ben Bernanke-nya Jepang oleh mantan Menteri Keuangan Larry Summers.
Kazuo Ueda adalah salah satu dari daftar kepala bank sentral yang merupakan lulusan sekolah ekonomi Stanley Fischer, yang menambahkan namanya bersama Bernanke dan Mario Draghi.
Pada usia 46 tahun, Kazuo menjadi anggota dewan BOJ pada 1998, dan menjabat selama tujuh tahun. Selama masa jabatannya, Jepang sedang berjuang dengan dampak krisis keuangan dan deflasi.