Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Impor Gula Saat Musim Giling, Petani Tebu Kecewa

Para petani tebu dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi gula nasional mengecam importasi gula saat memasuki musim giling.
Ilustrasi impor gula/KTM
Ilustrasi impor gula/KTM

Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menolak kebijakan importasi gula konsumsi yang saat ini sedang direalisasikan pemerintah. Pasalnya, para petani tengah memasuki musim giling tebu.

APTRI juga meminta agar gula impor tidak masuk Jawa Timur dan Jawa Tengah karena kedua wilayah tersebut mengalami surplus di tengah musim giling tebu.

Sekretaris Jenderal APTRI Nur Khabsyin meminta pemerintah tidak menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Emas Semarang sebagai tempat pembongkaran gula impor. Dengan kedatangan gula impor tersebut, dikhawatirkan akan membuat harga gula lokal anjlok. 

“Jawa Timur itu produsen gula nasional, kapasitas produksinya 50 persen dari gula nasional. Nah ini, kapalnya ini mau masuk ke Tanjung Perak, supaya dialihkan ke Pelabuhan Indonesia Timur, Maluku Papua. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang juga secara spesifik tidak boleh dibongkar. Karena ada pabrik gulanya karena sudah masuk musim giling, panen begitu,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/4/2023).

Nur Khabsyin mengungkapkan stok gula konsumsi pada akhir 2022 sebesar 1,9 juta ton, ditambah kuota impor 2023 sebesar 1,45 juta ton sehingga totalnya mencapai 3,35 juta ton. Artinya kebutuhan gula konsumsi 250.000 ton per bulan sudah cukup untuk 14 bulan. Padahal, produksi gula nasional sendiri per tahun di kisaran 2,3 juta ton.

“Kami sayangkan impor ini datang saat musim giling, ini menyebabkan gula petani jatuh karena stok sudah melebihi kebutuhan. Tanpa giling tahun ini pun stok gula ini cukup untuk 14 bulan,” ucapnya.

Sebelumnya, sebanyak 2.000 ton GKP impor asal Thailand sudah tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (31/3/2023). Bongkar muat dilakukan keesokan harinya pada Sabtu (1/4/2023).

Impor ini merupakan bagian dari 32.500 ton dari total penugasan 107.900 ton, yang akan didatangkan hingga Mei 2023.  Impor sendiri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat, yang biasanya mengalami peningkatan permintaan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Adapun musim giling tebu baru dimulai sekitar Mei mendatang.

Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk memenuhi persediaan gula dalam negeri melalui impor, guna menjaga harga di pasaran bisa tetap berjalan sesuai dengan Perbadan No. 11/2022 tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Produsen Dan Harga Acuan Penjualan Di Tingkat Konsumen (HAP) untuk Komoditas Gula Konsumsi sebesar Rp13.500/kg.

Sebagai informasi, impor gula akan didatangkan melalui tiga pelabuhan, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Pelabuhan Belawan, Medan, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper