Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan karyawan Google di kantor perusahaan di London melakukan aksi mogok kerja pada Selasa (4/4/2023), menyusul perselisihan mengenai rencana PHK perusahaan.
Pada Januari lalu, perusahaan induk Google, Alphabet Inc, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 12.000 karyawan di seluruh dunia atau setara dengan 6 persen tenaga kerja globalnya.
Langkah tersebut diambil di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja di seluruh perusahaan Amerika, khususnya di sektor teknologi. Menurut situs pelacakan Layoffs.fyi, sebanyak 290.000 pekerja di sektor ini terdampak PHK sejak awal tahun.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (5/4/2023), Serikat pekerja Unite, yang beranggotakan ratusan karyawan Google di Inggris, mengatakan bahwa perusahaan telah mengabaikan kekhawatiran yang diajukan oleh para karyawan.
Karyawan regional Unite Matt Whaley mengatakan serikat pekerja tidak akan mundur sampai Google mengizinkan perwakilan serikat pekerja secara penuh untuk terlibat dalam proses konsultasi untuk mendapatkan hak mereka.
“Google perlu mendengarkan nasehatnya sendiri untuk tidak menjadi jahat,” ujar Matt.
Baca Juga
Seorang karyawan Google yang menghadiri aksi protes tersebut dan meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan antara karyawan dan manajemen sangatlah membuat frustasi.
"Sulit bagi mereka yang terlibat. Kami memiliki proses redundansi karena suatu alasan, agar karyawan dapat menyuarakan suaranya, tetapi sepertinya rasa khawatir kami diabaikan,” kata mereka.
Pada bulan lalu, pekerja di kantor perwakilan Google di Zurich, Swiss, juga melakukan pemogokan serupa.
Alasannya, perwakilan karyawan mengklaim Google sudah menolak permohonan mereka untuk mengurangi PHK karyawan.
“Seperti yang kami katakan pada 20 Januari, kami telah membuat keputusan sulit untuk mengurangi tenaga kerja kami sekitar 12.000 peran secara global. Kami tahu ini adalah waktu yang sangat menantang bagi karyawan kami," kata juru bicara Google.