Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi April 2023 Diramal Kembali Tembus 5 Persen

Inflasi pada April 2023 masih berpotensi kembali meningkat ke level 5 persen, mengingat ada momentum Ramadan dan Idulfitri.
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11)./Bisnis/Abdurachman
Pedagang merapikan dagangannya di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Senin (21/11)./Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2023 sebesar 4,97 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,47 persen yoy.

Penurunan inflasi pada Maret 2023 terutama dikontribusi oleh inflasi komponen harga bergejolak (volatile food) yang melandai ke tingkat 5,83 persen yoy, dari bulan sebelumnya 7,62 persen yoy.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa perkembangan inflasi, terutama pada komponen harga bergejolak pada periode tersebut, mengindikasikan kebijakan pemerintah berhasil menekan kenaikan harga hingga Maret 2023.

Selain itu, melandainya laju inflasi juga sebagai efek dari penurunan kebijakan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia sejak akhir tahun lalu.

"Mengingat kita tahu efek penurunan inflasi dari kebijakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral itu memang membutuhkan waktu, sehingga ketika inflasi melandai dan berlanjut, ini adalah salah satu indikasi dari kebijakan peningkatan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral di tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Selasa (4/4/2023).

Yusuf mengatakan laju inflasi pada April 2023 masih berpotensi kembali meningkat ke level 5 persen, mengingat ada momentum Ramadan dan Idulfitri yang akan mendorong permintaan barang dan jasa.

"Pada saat yang bersamaan, baik sektor pemerintah maupun swasta, juga menyalurkan THR dan tentu pembagian THR ini bisa direspons oleh konsumen untuk meningkatkan konsumsinya, sehingga pada muaranya ini juga akan ikut mendorong kenaikan harga barang dan jasa tertentu," jelas Yusuf.

Dia mengatakan, kenaikan inflasi pada periode April 2023 tetap perlu diantisipasi pemerintah, salah satunya dengan terus melakukan operasi pasar.

Menurutnya, operasi pasar yang intensif merupakan salah satu cara yang dapat menekan harga, terutama harga kebutuhan pokok untuk bisa berada berada pada level yang tidak begitu tinggi. 

"Selain itu, koordinasi antara daerah juga menjadi penting terutama dalam memastikan alur distribusi barang-barang pokok dari satu daerah ke daerah lain dan bagaimana koordinasi antara pusat dan daerah dalam menangkal mitigasi potensi faktor yang bisa pemicu inflasi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper