Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Tertekan, PMI Manufaktur RI Makin Ekspansif

Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali menguat ke level 51,9 pada Maret 2023 di tengah tekanan ekonomi global.
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin
Dalam upaya menjaga aktivitas sektor manufaktur makanan dan minuman, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melakukan kunjungan kerja ke pabrik PT Mayora Indah Tbk di Jl Jayanti 1 di Balaraja, Tangerang, Banten (18/9/2020). /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah tekanan ekonomi global, sektor manufaktur Indonesia konsisten mengalami ekspansi pada kuartal I/2023. Hal tersebut tecermin dari Indikator Purchasing Managers’ Index atau PMI Manufaktur Indonesia kembali menguat ke level 51,9 pada Maret 2023 dari bulan sebelumnya di level 51,2.

Tingkat permintaan domestik terindikasi terus mengalami peningkatan, menopang aktivitas produksi manufaktur di tengah permintaan ekspor yang masih relatif tertahan.

Selain itu, perbaikan distribusi dan logistik juga terus mengalami perbaikan dalam dua bulan terakhir sehingga mampu mendorong aktivitas produksi di dalam negeri.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan industri manufaktur yang terus ekspansif telah mencerminkan kuatnya ekonomi Indonesia di tengah perekonomian global, yang masih dibayangi tren perlambatan dan ketidakpastian.

“Selain itu, menguatnya indeks PMI Manufaktur ini juga mengindikasikan optimisme para pelaku usaha dalam melihat potensi perekonomian domestik dalam jangka pendek,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/4/2023).

Indonesia dan India merupakan dua dari sedikit negara Asia yang mengalami tren peningkatan PMI Manufaktur. PMI India tercatat pada level 56,4 dari sebelumnya 55,3 pada Februari lalu.

Di sisi lain, meskipun melambat, Thailand dan Filipina masih berada di zona ekspansif dan masing-masing PMI berada pada level 53,1 dan 52,5.

Adapun, PMI Vietnam berada di level 47,7 dan Malaysia 48,8 atau mengalami kontraksi, demikian Jepang (49,2) dan Korea (47,6) yang masih berada di zona kontraksi di kuartal I/2023. Sementara itu, perekonomian terbesar di Asia, PMI China masih relatif stagnan di level 50,0.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper