Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Panel Surya Hingga Mobil Listrik dapat Angin Segar Setelah Kesepakatan OPEC+?

Risiko lebih besar terhadap transisi energi adalah kenaikan harga minyak yang dapat memicu inflasi.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA -  Keputusan negara penghasil minyak (OPEC+) yang mengejutkan, membuat harga minyak melonjak paling tinggi lebih dari setahun. Hal tersebut kemudian dapat mendorong kampanye global untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil. 

OPEC+ telah mengumumkan kembali mengurangi produksi di negara anggota sebesar 1 juta barrel. Langkah ini menyusul keputusan serupa pada triwulan IV/2022 lalu sebanyak 2 juta barrel. Secara bersamaan anggota tambahan yakni Rusia akan mengurangi produksi sebanyak 500.000 barel. Keputusan yang membuat harga minyak naik tajam dalam dua hari perdagangan pekan ini.

Ole Sloth Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank berpendapat jika harga minyak semakin tinggi, maka insentif untuk melanjutkan transisi energi akan menjadi lebih besar. 

“Kebijakan OPEC+ untuk mendorong pengembalian [harga minyak] di atas US$100 per barel. Itu akan merugikan permintaan dan mempercepat transisi.” tuturnya, mengutip dari Bloomberg (4/4/2023). 

Di lain sisi, teknologi hijau dan material perlahan mengalami penutunan harga setelah 2 tahun melonjak seiring distribusi dan tingginya permintaan. 

Bloomberg mencatat harga bahan baterai dan kendaraan listrik turun hampir 3 persen pada hari OPEC+ mengumumkan kebijakan barunya. Ini adalah hari ke-15 berturut-turut penurunan harga setelah turun sebanyak 57 persen sepanjang tahun ini. 

Besarnya nilai penurunan sekaligus insentif bagi produsen mobil, seperti Tesla, untuk memangkas harga, mengingat semakin banyak kendaraan listrik yang masuk ke pasar. 

Selajutnya, kelompok panel surya tercatat mengalami penurunan lebih dari 30 persen dibanding tahun lalu. Harga baja untuk turbin angin turun sebesar 40 persen di Eropa, dan lebih dari 20 persen di Amerika Utara. 

Namun, meskipun harga minyak yang lebih tinggi dapat membuat kendaraan listrik dan alternatif lainnya menjadi lebih menarik, tidak mudah untuk beralih seketika.  Pemotongan produksi OPEC+ juga menyebabkan sejumlah negara non mitra berniat meningkatkan produksi.

Risiko lebih besar terhadap transisi energi adalah kenaikan harga minyak yang dapat memicu inflasi. Inflasi tersebut dapat mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga dengan cepat dalam setahun terakhir. 

Will Hares, analis di Bloomberg Intelligence, mengatakan bahwa mungkin kita akan melihat investasi minyak dan gas yang sedikit lebih tinggi di shale.

"Tetapi perusahaan-perusahaan energi besar tidak akan mengubah rencana transisi mereka"  tuturnya, mengutip dari Bloomberg (4/4/2023). 
Jika aksi tersebut dilakukan, maka juga akan ‘menjungkirbalikkan’ pembiayaan beberapa proyek energi terbarukan berskala besar, yang selama bertahun-tahun mengandalkan utang yang murah. 

Selain itu, seiring dengan menguatnya dolar AS, Hansen dari Saxo Bank berpendapat bahwa menambang logam penting akan menjadi mahal, mengingat logam tersebut dapat menghasilkan teknologi seperti baterai, turbin angin dan kabel. 

Namun pada akhirnya, menurut Torsten Lichtenau, mitra di Bain & Co, setiap dampak negatif dari pengurangan produksi OPEC+ kemungkinan tidak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan faktor-faktor lain yang mendorong langkah jangka panjang menuju dekarbonisasi


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper