Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IKI Maret 2023, Industri Masih Ekspansi tapi Keyakinan Kendor

Indeks Kepercayaan Industri atau IKI pada Maret turun dari Februari 2023, menunjukkan derajat optimisme yang berkurang.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Istora Senayan, Jakarta pada Rabu (15/3/2023).
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Istora Senayan, Jakarta pada Rabu (15/3/2023).

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2023 sebesar 51,87, mengalami penurunan sebesar 0,45 dibandingkan Februari yang sebesar 52,32.

IKI sendiri merupakan indeks yang dibuat Kemenperin untuk mengukur optimisme pelaku industri manufaktur. Indeks ini dharapkan bisa menggambarkan kondisi dan prospek industri manufaktur.

Indeks tersebut disusun dari data dan informasi dari perusahaan manufaktur yang tersebar dalam 23 jenis subsektor industri berdasarkan KBLI 2 digit. Kemenperin menghimpun data dan informasi tersebut melalui daring, meliputi antara lain perkembangan kegiatan industry, perkembangan volume pesanan baru, perkembangan volume produksi, perkembangan volume persediaan produk, dan prospek bisnis pada enam bulan ke depan.

Terkait penurunan IKI pada Maret yang berarti pula terkikisnya optimisme pelaku industri, Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menyebutkan, dengan angka 51,87, meskipun mengalami perlambatan sebesar 0,45 dari bulan sebelumnya, namun kondisi industri manufaktur pada bulan Maret ini masih dalam keadaan ekspansif.  

“Hasil perhitungan IKI pada bulan pada bulan Maret 2023 masih dalam fase ekspansi, yakni sebesar 51,87. Nilai ini meskipun melambat dibandingkan dengan IKI bulan Februari 2023 sebesar 52,32 ya, tapi masih dalam tahap ekspansi,” kata Febri dikutip dari laman Youtube Kementerian Perindustrian pada Jumat (31/3/2023). 

Penurunan IKI bulan Maret ini, memutus tren kenaikan IKI sejak November 2022 dengan IKI 50,89, kemudian meningkat pada Desember di tahun yang sama dengan angka 50.90, Januari meningkat menjadi 51,54, Februari yang kembali meningkat menjadi 52,32 hingga akhirnya melambat pada Maret menjadi 51,87.

Menurut Febri, perlambatan IKI di bulan Maret ini terjadi lantaran terjadi penurunan nilai yang lebih besar pada sembilan subsektor industri manufaktur yang mengalami kontraksi dibandingkan dengan 14 subsektor yang mengalami ekspansi.

“Penurunan nilai IKI disebabkan karena rata-rata penurunan nilai ini pada sembilan subsektor yang kontraksi, sebesar 2,97,” tambah Febri.

Sementara, rata-rata kenaikan nilai IKI pada 14 subsektor industri manufaktur yang ekspansi bulan ini hanya sebesar 1,97. 

Dia menyebut, sebanyak 14 subsektor industri manufaktur yang tergolong dalam level ekspansi tersebut dengan share PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 80,4 persen. Sementara 9 subsektor yang masih dalam level kontraksi dengan share PDB sebesar 19,6 persen.

“Share PDB sebesar 80,4 persen tersebut ditopang oleh ekspansi pada subsektor yang memiliki kontribusi cukup besar seperti industri makanan, industri bahan kimia, barang dari bahan kimia dan Industri Kendaraan bermotor trailer dan jenis trailer,” tutup Febri. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper