Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Sri Mulyani: Indonesia Butuh Rp4.000 T untuk Kurangi Emisi Karbon

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Indonesia butuh pendanaan Rp4.000 triliun. Buat apa?
Maria Elena
Maria Elena - Bisnis.com 30 Maret 2023  |  15:31 WIB
Sri Mulyani: Indonesia Butuh Rp4.000 T untuk Kurangi Emisi Karbon
Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara High Level Dialogue on Promoting Digital Financial Inclusion and Literasi for MSMEs, Rabu (29/3/2023). JIBi - Maria Elena.

Bisnis.com, BADUNG – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa dibutuhkan pendanaan sebesar Rp4.002 triliun untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia hingga 2030.

Sri Mulyani mengatakan nilai tersebut setara dengan US$281 miliar. Kebutuhan dana tersebut untuk menurunkan emisi sebesar sebesar 31,89 hingga 41 persen sesuai dengan target nationally determined contribution (NDC)

Hal ini disampaikan nya di acara Southeast Asia Development Symposium (SEADS) 2023, di kawasan Nusa Dua, Bali, Kamis (30/3/2023). 

“Total dana yang dibutuhkan untuk mencapai NDC adalah sebesar Rp4.002 triliun, setara dalam dolar AS sebesar US$281 miliar hingga tahun 2030,” katanya.

Sri Mulyani menjelaskan kebutuhan pendanaan tersebut tidak hanya mengandalkan APBN, namun juga dibutuhkan dari investasi swasta.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp313 triliun untuk mengejar target NDC, atau setara dengan 8 persen dari total kebutuhan investasi. 

Oleh karenanya, Sri Mulyani mengatakan bahwa penting untuk para pembuat kebijakan untuk merancang kebijakan dan iklim investasi yang tepat, sehingga dapat lebih banyak menarik partisipasi swasta, baik dari dalam maupun luar negeri.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah insentif fiskal dan juga pembiayaan inovatif untuk menjembatani kesenjangan tersebut dan menciptakan dana katalis bagi investasi proyek hijau dan pengembangan industri hijau.

“Insentif tersebut termasuk penggunaan tax holiday, fasilitas tunjangan pajak atas PPN, dan bahkan pajak properti,” kata dia.

Selain itu, pemerintah juga menerbitkan green sukuk dan obligasi SDGs di tingkat global dan domestik. Penerbitan obligasi SGDs dan green sukuk tersebut diharapkan dapat mengurangi 10,6 juta emisi CO2. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

sri mulyani emisi karbon perubahan iklim
Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top