Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan sepatu Adidas meminta Kantor dari merek dagang Amerika Serikat untuk melakukan penolakan terhadap merek dagang Black Lives Matter yang menampilkan tiga garis paralel pada logonya karena dianggap dapat menyesatkan masyarakat.
Black Lives Matter Global Network Foundation merupakan entitas paling menonjol dalam gerakan terdesentralisasi Black Lives Matter, yang muncul satu dekade lalu untuk memprotes kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam.
Dalam pengajuan yang dilakukan pada Senin (27/3/2023), Adidas mengatakan bahwa desain yang menunjukkan tiga garis kuning Black Lives Matter Global Network Foundation Inc dapat menimbulkan kebingungan dengan tanda tiga garis milik Adidas yang sudah ada.
Adidas menolak berkomentar dalam pengajuan tersebut. Perwakilan dari kelompok Black Lives Matter pun tidak segera menanggapi permintaan berkomentar pada Selasa (28/3/2023).
Dalam pengajuannya, Adidas menjelaskan bahwa mereka telah menggunakan logonya sejak 1952 dan sudah memperoleh ketenaran internasional serta pengakuan dari publik yang luar biasa.
Menurut dokumen pengadilan dari gugatan yang diajukan perusahaan terhadap rumah desainer Thom Browne, ada lebih dari 90 tuntutan hukum yang diajukan dan lebih dari 200 perjanjian yang telah ditandatangani oleh Adidas terkait merek dagang tiga garis sejak 2008.
Baca Juga
Adidas mengutarakan bahwa desain dari Black Lives Matter tersebut mirip dengan logonya, sehingga bisa saja konsumen berpikir bahwa produk tersebut berasal dari merek yang sama.
Pada kasus ini, hakim memutuskan bahwa pola garis Thom Browne tersebut tidak melanggar hak merek dagang dari Adidas. Namun, kantor merek dagang memberi waktu pada kelompok Black Lives Matter untuk memberi jawaban hingga 6 Mei mendatang.