Bisnis.com, JAKARTA – China kini tengah menghadapi tantangan lingkungan ekonomi global yang lebih menantang menyusul perlambatan pertumbuhan dan tekanan inflasi di sejumlah negara lain.
Zhao Chenxin, wakil ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, mengatakan melalui bahwa momentum pertumbuhan global kini melemah dan tekanan terhadap perekonomian terus meningkat.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (29/3/2023), Zhao mengungkapkan hal ini dalam forum Baoao di Hainan yang digelar hari ini.
“Kecil kemungkinan AS dan Eropa dapat memangkas inflasi,” ungkap Zhao.
Di sisi lain, Zhao hal mengatakan bahwa dampak krisis perbankan Amerika Serikat terhadap prospek ekonomi global masih terbatas, mengingat rendahnya utang luar negeri dan kontrol modal yang telah mengatur arus lintas batas.
Selain itu, Zhao juga mengatakan bahwa potensi pertumbuhan China yang kuat dapat menjadi sumber stabilitas ekonomi dunia jika nantinya krisi perbankan memburuk.
Baca Juga
Dalam panel tersebut, Zhao mengingatkan adanya peningkatan tren anti-globalisasi dengan membentuk sekutu, memisahkan diri dari yang lain, dan menggunakan pembatasan untuk mengganggu lanskap ekonomi dan investasi global.
Selain itu, perkembangan teknologi baru dan transisi ke ekonomi hijau, perlu ditekankan untuk menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan global.
Selain itu, menanggapi mengenai kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, mantan kepala ekonom Bank Dunia Justin Lin yang juga menjadi pembicara dalam panel tersebut, mengatakan bahwa teknologi baru tersebut perlu untuk dirangkul meskipun peningkatan produktivitas akan disertai dengan tantangan.
Lin kemudian juga merujuk pada awal revolusi industri ketika ada kekhawatiran mengenai kehilangan pekerjaan. Namun, seiring waktu, Lin mengatakan bahwa kondisi tenaga kerja membaik, dan jam kerja dipersingkat secara signifikan.