Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyampaikan bahwa resesi sudah pasti terjadi dan begitu pula dengan penurunan suku bunga 2022, setahun yang lalu. Komentar Powell terkini menambah spekulasi pasar terkait kemungkinan penurunan suku bunga.
Hal tersebut disampaikan sebagai gambaran terbaik untuk menandai masalah ekonomi di Amerika Serikat (AS)
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (23/3/2023), ekspektasi suku bunga T-bill tiga bulan dalam waktu 18 bulan turun menjadi 134 basis poin di bawah suku bunga saat ini. Angka tersebut berada di bawah rekor terendah sebelumnya yang dicapai pada Januari 2001, sekitar dua bulan sebelum ekonomi AS jatuh ke dalam resesi.
"Terus terang, ada penelitian yang bagus oleh staf di sistem Federal Reserve yang benar-benar mengatakan untuk melihat jangka pendek 18 bulan pertama dari kurva imbal hasil. Itulah yang benar-benar memiliki 100 persen, kekuatan penjelas dari kurva imbal hasil. Itu masuk akal. Karena jika terbalik, itu berarti The Fed akan memangkas, yang berarti ekonomi lemah," kata Jerome, setahun lalu.
Treasury menguat pada hari Rabu setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin karena para pedagang meningkatkan taruhan bahwa bank sentral akan segera berbalik arah dan mulai menurunkan suku bunga.
Mereka yakin The Fed akan menurunkan suku bunga pada Juli untuk setidaknya membatalkan kenaikan minggu ini, menurut swap yang terkait dengan tanggal pertemuan kebijakan.
Baca Juga
Pandangan pasar ini kontras dengan panduan The Fed yang memperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya satu kali dari saat ini, serta komentar Powell yang tidak mengharapkan adanya penurunan biaya pinjaman 2023.
"Mengingat pengetatan kebijakan sejauh ini dan krisis kredit bank, kemungkinannya The Fed harus menurunkan suku bunga lebih cepat daripada yang diantisipasi pasar saat ini," kata ahli strategi TD Securities Jan Groen.
Menurut para ahli penting memperkirakan ekonomi akan meluncur ke dalam resesi di kuartal IV. "Kami mempertahankan perkiraan kami bahwa penurunan suku bunga akan dimulai pada pertemuan bulan Desember." tuturnya.
Adapun, imbal hasil obligasi AS bertenor 2 tahun naik 2 basis poin menjadi 3,96 persen pada hari Kamis, setelah sebelumnya memperpanjang penurunan 23 basis poin pada hari Rabu menjadi 3,86 persen.
Namun, pergerakan ini melampaui pergerakan 10 tahun, mengembalikan bagian kurva yang sangat terbalik yang menjadi fokus banyak pengamat sebagai indikator resesi. Bagia kurva tersebut sering kali naik kembali di atas nol sebelum terjadinya kontraksi dalam perekonomian.
Pedagang swap melihat sekitar 50 persen peluang bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi, setelah naik 4,75 poin persentase dimulai dengan keputusan kenaikan pada 16 Maret 2022.