Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat Federal Reserve yakin bahwa untuk menekan laju inflasi, mungkin membutuhkan satu kenaikan suku bunga acuan lagi pada tahun ini.
Di samping itu, pelonggaran yang lebih sedikit tahun depan daripada yang diperkirakan paling tepat hanya tiga bulan lalu.
Dilansir Reuters pada Kamis (23/3/2023), pejabat bank sentral AS memperkirakan tingkat suku bunga Federal Funds Rate akan mencapai 5,1 persen pada akhir tahun, menurut estimasi median dalam ringkasan proyeksi ekonomi triwulanan The Fed terbaru.
Hasil pertemuan (FOMC) The Fed selama 21-22 Maret 2023 menghasilkan penetapan target suku bunga acuan sebanyak 0,25 persen ke kisaran 4,75 persen - 5 persen, atau level tertinggi sejak Oktober 2007.
Proyeksi ini tidak berbeda dengan proyeksi median pada bulan Desember, sebelum data pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan, tetapi juga sebelum gejolak baru-baru ini di sektor perbankan yang diperkirakan oleh para pembuat kebijakan akan membebani pertumbuhan ekonomi.
Sekitar 18 pejabat The Fed memberikan proyeksi yang bervariasi dalam Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP), yang mencakup ‘dot plot’ atau pemetaan ekspektasi arah suku bunga acuan. Tujuh pejabat memperkirakan adanya titik henti yang lebih tinggi untuk suku bunga. Adapun satu pejabat memperkirakan tidak diperlukan adanya kenaikan lanjutan.
Baca Juga
Sementara itu, proyeksi median memperkirakan suku bunga acuan tahun 2024 akan dipangkas menjadi 4,3 persen.
Sebelumnya, The Fed memperkirakan tahun 2023 akan berakhir dengan tingkat kebijakan Fed sebesar 5,1 persen, sebelum turun menjadi 4,1 persen pada tahun 2024.
Sementara itu pejabat The Fed melihat indikator inflasi the Fed turun menjadi 3,3 persen pada kuartal terakhir tahun ini.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, indikator yang digunakan The Fed mengukur laju inflasi, naik 5,4 persen pada Januari 2023 dari tahun sebelumnya.
Pejabat The Fed memperkirakan kenaikan suku bunga akan mendorong tingkat pengangguran, sekarang sebesar 3,6 persen, menjadi 4,5 persen pada kuartal terakhir tahun 2023, dan menjadi 4,6 persen pada tahun 2024.