Bisnis.com, JAKARTA - Holding badan usaha milik negara (BUMN) sektor pupuk, PT Pupuk Indonesia (Persero) menargetkan pembangunan pabrik pupuk baru di Papua Barat mencapai kesepakatan harga gas tahun ini.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal menyebutkan, pihaknya tidak terburu-buru dalam mengejar pembangunan pabrik baru di Papua Barat ini, sehingga tahun ini pihaknya akan mengejar target kesepakatan harga gas terlebih dahulu.
“Kita ingin target tahun ini kesepakatan harga gas dulu,” kata Gusrizal saat ditanya Bisnis di Gedung DPR RI, Jakarta pada Senin (20/3/2023).
Pihaknya masih dalam proses negosiasi dengan sejumlah pihak mengenai harga gas.
“Sekarang kita lagi diskusi mengenai harga gas, karena harga gas juga keterlibatan pemerintah kerjasamanya,” tambah Gusrizal.
Sementara, untuk pembangunan pabrik, Gusrizal menyebut, pihaknya menargetkan pabrik rampung dibangun pada 2028 atau tahun 2029 dan beroperasi sekitar tahun 2028 dan 2029.
Baca Juga
“Nanti kita masih butuhkan waktu empat sampai lima tahun untuk bangun pabriknya,” kata Gusrizal.
Gusrizal menyebut, pabrik baru bakal memproduksi pupuk jenis amonia dan urea yang akan berkapasitas sekitar 1,5 juta ton pupuk setiap tahunnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, guna mengatasi persoalan ketersediaan pupuk, pemerintah tengah mendorong pembangunan pabrik pupuk di Papua Barat.
“Mungkin tahun ini kita akan buka lagi industri pupuk di Papua Barat,” tutur Jokowi.
Dia menuturkan, provinsi tersebut dipilih untuk lokasi pembangunan pabrik pupuk baru lantaran memiliki cadangan gas yang cukup untuk mendukung operasional pabrik. Tidak hanya itu, sebagian bahan baku pupuk ini juga ada di Papua Barat.
Meskipun, pabrik pupuk baru dibangun, menurut Jokowi, masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional. Impor pun menjadi tak terhindarkan.