Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Breaking News! Inflasi AS Sentuh 6 Persen Februari 2023

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 6 persen pada Februari 2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)/Bloomberg
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) turun ke level 6 persen pada bulan Februari 2023.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (14/3/2023), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) AS naik 6 persen pada Februari 2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Inflasi AS ini lebih rendah dibandingkan inflasi Januari 2023 yang mencapai 6,4 persen yoy. Dibandingkan bulan sebelumnya (month-on-month/mom), inflasi AS mencapai 0,4 persen, lebih rendah dari Januari 2023 dengan inflasi 0,5 persen.

Angka inflasi AS sesuai konsensus ekonom dalam survei. Berdasarkan konsensus IHK tahunan pada Februari 2023 diperkirakan naik 6 persen yoy, sedangkan IHK bulanan diperkirakan naik 0,4 persen.

Di sisi lain, IHK inti yang menghilangkan komponen energi dan makanan naik 0,5 persen mom dan 5,5 persen yoy.

Angka inflasi inti ini lebih rendah dari bulan Januari 2023 yang mencapai 5,6 persen yoy dan sejalan dengan proyeksi analis, namun naik secara bulanan dari 0,4 persen mom.

Dilansir dari Reuters, data inflasi ini dirilis di tengah gejolak pasar keuangan yang dipicu oleh Silicon Valley Bank di California dan Signature Bank di New York. Kejatuhan dua bank ini memaksa para regulator untuk mengambil langkah-langkah darurat untuk menopang kepercayaan pada sistem perbankan.

Laporan ini juga dirilis sebelum pertemuan kebijakan The Fed pada hari Selasa dan Rabu pekan depan dan menyusul laporan non-farm payroll (NFP) Jumat pekan lalu yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat namun kenaikan inflasi melandai.

Para ekonom mengatakan data inflasi hari ini tetap penting bagi para pembuat kebijakan meskipun ada kekhawatiran di pasar keuangan.

Pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan kepada anggota parlemen pekan lalu bahwa bank sentral AS kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih dari perkiraan. Komentar ini membuat pasar keuangan memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pekan depan.

Namun, ekspektasi tersebut diturunkan menjadi 25 basis poin setelah data NFP dirilis.

Meskipun pasar keuangan masih memperkirakan kenaikan 25 basis poin. FedWatch CME Group memperkirakan ketakutan akan dampak krisis perbankan mendorong sejumlah ekonom, termasuk ekonom Goldman Sachs, untuk memperkirakan bahwa the Fed minggu depan akan menghentikan siklus pengetatan kebijakan moneter.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 450 basis poin sejak Maret 2022 dari level mendekati nol ke kisaran 4,50 persen - 4,75 persen saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper