Bisnis.com, JAKARTA - Besarnya biaya logistik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi salah satu penyebab kurangnya minat pengusaha atau investor menanamkan modalnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Perdagangan Kadin Benny Soetrisno menilai hasil industri manufaktur khususnya makanan dan minuman di Pulau Jawa dan Sumatra akan mengalami kenaikan.
Untuk itu, pemerintah perlu menekan harga produksi di IKN Nusantara agar produk-produk yang dihasilkan dapat lebih kompetitif. Selain itu, perlu adanya insentif dari biaya logistik kepada para investor.
"Bahan baku dari Pulau Jawa atau Sumatra dan hasil jadi dikirim balik ke Jawa dan Sumatra , belum mengenai infrastruktur dasar seperti listrik dan pelabuhan, apakah harganya lebih murah atau malah sebaliknya," ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/3/2023).
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pengembangan IKN Nusantara perlu mendapat dukungan pembiayaan atau kredit dari perbankan.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menjelaskan Dukungan pengembangan IKN tidak cukup hanya dengan insentif investasi yang diberikan melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 12/2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha dan Fasilitas Penanaman Modal Bagi Pelaku Usaha di IKN.
Baca Juga
“Insentif investasi di IKN perlu dukungan pembiayaan atau kredit dari perbankan. Jangan sampai, bank tidak mau berikan kredit karena dianggap belum layak dibiayai,” katanya.
Kendati demikian, Hariyadi mengatakan, tawaran insentif yang ditawarkan tersebut cukup bagus dan sudah sesuai dengan harapan pelaku usaha. “Sudah sesuai [harapan pelaku usaha], sudah cukup bagus,” jelasnya.