Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp11,29 triliun sepanjang 2022.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan bahwa total aset SMF hingga akhir 2022 mencapai sebesar Rp32,96 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp11,29 triliun, penerbitan surat utang sebesar Rp3 triliun dan term loan sebesar Rp900 miliar. Adapun, laba bersih di 2022 mencapai Rp417,69 miliar.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan penyaluran pinjaman tersebut terkait dengan peran SMF sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan untuk mengembangkan ekosistem pembiayaan perumahan di Indonesia.
Lebih lanjut, Ananta mengatakan sepanjang 2022, SMF melakukan perluasan produk-produk dengan nilai pembiayaan Rp2,4 triliun. Dari total penyaluran Rp2,4 triliun, pembiayaan tersalurkan melalui Kredit Konstruksi, Kredit Mikro Perumahan, KPRumah Usaha, KPR Inden, serta Kredit Multi Guna Perumahan.
"SMF telah membiayai kurang lebih 1,508 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 83,81 persen wilayah barat, 15,56 persen wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,63 persen wilayah timur," kata Ananta dalam keterangan resmi, Selasa (7/3/2023).
Di samping itu, pihaknya juga berperan untuk meringankan beban fiskal pemerintah dengan membiayai porsi 25 persen pendanaan KPR FLPP, sehingga pemerintah hanya menyediakan 75 persen dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90 persen.
Baca Juga
"Dalam pelaksanaanya Perseroan bersinergi dengan BP Tapera dalam menyediakan dana KPR FLPP yang kemudian disalurkan kepada masyarakat melalui Bank Penyalur," ujarnya.
Sejak Agustus tahun 2018 hingga 31 Desember 2022, SMF telah berhasil menyalurkan dana KPR FLPP sebesar Rp15,035 triliun.
Dalam menjalankan program tersebut SMF menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah sebesar Rp7,80 triliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
PMN yang diterima tersebut kemudian dikombinasikan dengan penerbitan surat utang sehingga memiliki daya ungkit (leverage) untuk disalurkan kepada lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Ananta menuturkan bahwa target pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan KPR FLPP bagi masyarakat pada 2022 yakni sebanyak 200.000 unit rumah, sedangkan realisasinya mencapai 226.000 unit rumah.
Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu tren positif industri perumahan di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini.
"Ke depan SMF akan terus berperan serta mendukung Pemerintah dalam memaksimalkan pemanfaatan APBN untuk penyediaan akses perumahan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia melalui program KPR FLPP, serta program pembiayaan sekunder perumahan berkelanjutan lainnya,” ungkapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan audited, tercatat hingga akhir 2022, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan sejak 2005 mencapai Rp89,75 triliun.