Bisnis.com, JAKARTA – Rencana diversifikasi bisnis dari PT Railink ke sektor perawatan dan suku cadang kereta dinilai sebagai hal positif yang dapat memperbanyak sumber pendapatan perusahaan.
Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana menilai rencana diversifikasi usaha PT Railink wajar dilakukan sebagai salah satu upaya perusahaan menggenjot penerimaan.
Aditya mengatakan, PT Railink tidak dapat hanya mengandalkan pendapatan tiket penumpang yang belum pulih dari imbas pandemi virus Covid-19.
“Menurut saya mau tidak mau memang harus diversifikasi karena core business-nya sendiri tidak bisa dilakukan secara optimal,” jelas Aditya saat dihubungi, Senin (6/3/2023).
Aditya menilai diversifikasi bisnis yang direncanakan PT Railink juga memiliki potensi yang baik. Perkembangan sektor perkeretaapian yang optimal di Indonesia akan memunculkan kebutuhan terhadap layanan perawatan (maintenance) ataupun pembelian suku cadang (sparepart) kereta.
Dia menambahkan PT Railink juga dapat masuk pada sektor penyewaan armada kereta. PT Railink dapat menyewakan kereta – keretanya yang tidak beroperasi atau berstatus idle pada perusahaan seperti PT KAI Commuter atau PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Baca Juga
Di sisi lai, dia juga mengingatkan PT Railink untuk tetap mengembangkan segmen bisnis utamanya. Hal tersebut untuk menciptakan sumber penerimaan (revenue stream) yang beragam dan berkelanjutan.
“PT Railink bisa mencari bandara mana lagi yang bisa dikembangkan dengan menambahkan KA Bandara. Karena saat ini sektor penerbangan juga sudah mulai pulih dari pandemi virus corona,” pungkasnya.
Adapun, PT Railink sudah tidak menjadi operator untuk Kereta Bandara Soekarno-Hatta. Porwanto Handry Nugroho, Direktur Utama PT Railink menjelaskan proses pengalihan operasional KA Bandara Soekarno-Hatta ke KAI Commuter telah dimulai sejak penandatanganan dokumen secara resmi pada 30 Desember 2022 lalu.
Dia menuturkan, pengoperasian KA Bandara Soekarno-Hatta masih berada dalam tahap transisi. PT Railink dan KAI Commuter terus melakukan rekonsiliasi dan serah terima secara bertahap.
"Masa peralihan ini diperkirakan rampung pada akhir Maret mendatang," jelasnya.
Ke depannya, PT Railink juga berupaya meningkatkan eksistensinya bisnisnya. Hal ini dilakukan dengan menambah lini bisnis baru yang bergerak di bidang perawatan (maintenance) dan sparepart perkeretaapian.
Meski demikian, PT Railink belum dapat merinci secara detail terkait rencana perluasan bisnis tersebut.
Adapun, PT Railink masih akan menjadi operator KA Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dan KA Bandara Kualanamu Medan setelah masa peralihan selesai dilakukan pada KA Bandara Soekarno-Hatta.
"Harapan kami, selain di Yogyakarta dan Medan, PT Railink akan tetap terus dipercaya sebagai Operator KA Bandara di kota-kota besar lainnya, tentunya untuk membuat masyarakat dapat merasakan kemudahan pergi dari dan ke Bandara dengan cepat dan nyaman," katanya.