Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Proyeksi Ekonomi Asean-5 Tumbuh 4,6 Persen pada 2023

Pertumbuhan ekonomi negara-negara Asean-5 diperkirakan melambat pada tahun ini seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyambut kedatangan Sekjen Asean Kao Kim Hourn, Jumat (3/2/2023), yang akan menghadiri rnThe Asean Foreign Ministers (AMM) Retreat di Jakarta./Dok. Kementerian Luar Negerirn
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyambut kedatangan Sekjen Asean Kao Kim Hourn, Jumat (3/2/2023), yang akan menghadiri rnThe Asean Foreign Ministers (AMM) Retreat di Jakarta./Dok. Kementerian Luar Negerirn

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asean-5 melambat pada tahun ini seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam High Level Seminar ‘Asean Matters – Epicentrum of Growth’, Senin (6/3/2023).

Perry menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara-negara Asean-5 tetap tumbuh kuat pada 2022 sebesar 5,3 persen, namun berpotensi mengalami perlambatan, baik pada 2023 atau 2024.

“Tahun ini karena ekonomi global melambat, tetapi pertumbuhan [Asean-5] diperkirakan tetap tinggi 4,6 persen, ini perkiraan kami,” katanya.

Laju inflasi di Asean-5 pada 2022 juga tercatat tinggi, sebesar 6,3 persen. Pada tahun ini, tekanan inflasi diperkirakan mereda dan turun ke level 3,3 persen.

Perry optimistis, pertumbuhan ekonomi di Asean-5 akan semakin pesat dengan stabilitas ekonomi makro dan keuangan yang terjaga, yang didukung oleh kebijakan moneter, tidak hanya kebijakan suku bunga, tetapi juga melalui langkah stabilisasi nilai tukar, kebijakan makroprudensial, dan digitalisasi sistem pembayaran.

“Dan di luar itu kebijakan bank sentral dan kebijakan fiskal di seluruh kawasan berkoordinasi sangat erat untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas tentunya,” jelasnya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi kawasan kata Perry juga didukung oleh reformasi struktural, yang diyakini dapat mendorong perdagangan dan investasi.

“Di saat negara lain yang terfragmentasi, menerapkan kebijakan proteksionisme, tapi Asean secara umum kita membuka perdagangan kita. Indonesia sebagai salah satu contohnya, di tengah pandemi, Indonesia melakukan reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja,” kata Perry.

Namun demikian, Perry menambahkan bahwa kondisi ekonomi global yang masih menghadapi turbulensi masih perlu terus diwaspadai, terutama dengan kondisi ekonomi yang terfragmentasi mengingat masih berlangsungnya tensi geopolitik Rusia dan Ukraina, serta memanasnya perang dagang Amerika Serikat dan China.

“Di sinilah Asean berada pada titik kritis untuk kemudian ditunjukkan kepada dunia bahwa Asean akan menjadi episentrum pertumbuhan. Ini juga yang merupakan tema keketuaan Indonesia di Asean,” tutur Perry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper