Bisnis.com, JAKARTA - Label boyband Kpop BTS Hybe Co. gagal menjadi pemegang saham terbesar pesaingnya, SM Entertainment Co., dan hanya mampu mengakuisisi sebagian kecil kepemilikan saham.
Kegagalan ini merupakan pukulan keras bagi Hybe yang menargetkan akuisisi guna mempertahankan pengaruh Kpop secara global.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (6/3/2023), keterbukaan informasi bursa Korsel mengungkapkan Hybe mengakuisisi 233.817 saham SM dengan harga penawaran 120.000 won per saham dengan total US$21,6 juta.
Jumlah tersebut jauh dari 5,95 juta saham yang ditargetkannya, dan menunjukkan bahwa investor lokal bertahan untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi di masa mendatang.
Seperti diketahui, saham melonjak ketika tender offer pertama kali diungkapkan dan telah diperdagangkan di atasnya sejak saat itu, meskipun para eksekutif Hybe berpegang teguh pada harga mereka dan menyatakan keyakinan akan menemukan penjual yang bersedia.
Dewan dan pimpinan SM mendesak para pemegang saham untuk tidak menjual sahamnya kepada Hybe dan mengupayakan kerja sama modal dengan raksasa media sosial Korea Kakao Corp.
Baca Juga
Hasilnya sangat jauh dari rencana akuisisi 25 persen saham yang diinginkan Hybe, bersama dengan 14,8 persen saham yang diakuisisinya dari pendiri SM Lee Soo man yang akan menjadikan Hybe pemegang saham terbesar.
Adapun, Hybe mengajukan penawarannya akuisisi SM, perusahaan di balik grup-grup Kpop seperti EXO dan Girls' Generation, pada 10 Februari.
Setelah mendapat respons yang kurang baik, Hybe hanya mendapatkan 15,8 persen saham serta hanya dapat mengontrol 3,65 persen hak suara atas nama pendiri perusahaan.
Kegagalan Hybe menjadi pengendali membuat nasib SM berada dalam ketidakpastian, setelah pengadilan Korsel pekan lalu memblokir rencana penjualan saham SM ke Kakao dan memenangkan Lee dan menggagalkan rencana pilihan perusahaan dan mitranya.