Bisnis.com, LAMPUNG - Neraca dagang Indonesia sepanjang 2022 mencatatkan surplus sebesar US$54,53 miliar, menjadikannya surplus terbesar sepanjang sejarah. Surplus neraca dagang itu berasal dari pesatnya ekspor Indonesia ke beberapa negara.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, ekspor Indonesia tak lagi didominasi oleh negara-negara barat saja. Menurutnya, terdapat perluasan pasar ekspor selama beberapa tahun belakangan.
Dalam paparannya, setidaknya terdapat tiga negara mitra dagang penyumbang surplus perdagangan non migas 2022, yakni AS, India dan Filipina.
“Memang ekspor kita didominasi oleh beberapa negara, tidak hanya barat. Sekarang terjadi perluasan, pertama Amerika Serikat, kedua India, dan ketiga Filipina. Jadi dia bervariasi sekarang,” kata Zulhas, sapaan akrabnya, dalam pembukaan rapat kerja Kementerian Perdagangan di Lampung, Rabu (1/3/2023).
Tercatat, AS menyumbang surplus sebesar US$18,89 miliar, India US$16,16 miliar, dan Filipina US$11,41 miliar.
Lebih lanjut dijelaskan Zulhas, ekspor berkontribusi besar terhadap surplus perdagangan dimana kontribusinya mencapai 24,49 persen, dengan total nilai mencapai US$291,98 miliar.
Baca Juga
“Ekspor kita kontribusinya sangat signifikan, 2022 24,49 persen, nilainya US$291,98 miliar,” ujarnya.
Sementara itu, total impor Indonesia tercatat di US$237,45 miliar sehingga total perdagangan di 2022 mencapai US$529,43 miliar.
Di lain sisi, Zulhas cukup optimistis ekonomi Indonesia tidak mengalami perlambatan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memudahkan aturan terkait ekspor. Dengan melakukan langkah tersebut, dia berharap perdagangan Indonesia dapat semakin meningkat.
“Secara garis besar, kita lakukan agar ekspornya mudah, tidak banyak aturan yang menghambat,” pungkasnya.