Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siloam Dukung Upaya Pemerintah Tekan Risiko Kanker di Indonesia

Kanker sebagai penyakit katastropik adalah penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun.
RS Siloam Semanggi/siloamhospitals
RS Siloam Semanggi/siloamhospitals

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) John Riady menegaskan  langkah-langkah konkret  SILO  untuk mendukung upaya pemerintah menekan risiko penyakit kanker di Indonesia. Kanker sebagai penyakit katastropik adalah penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun.

Berdasarkan data Global Cancer Statistics (Globocan), di Indonesia pada tahun 2020, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian mencapai 234.511 orang. Perempuan adalah kelompok berisiko tinggi terkena kanker,  tercatat kanker payudara sebanyak 65.858 kasus dan kanker leher rahim sebanyak 36.633 kasus. Sedangkan  laki-laki paling banyak menderita kanker paru yaitu sebanyak 25.943 kasus dan  kanker kolorektal  21.764 kasus.

“Kanker adalah penyakit katastropik serius. Penanganannya  harus  dilakukan secara bersama-sama  oleh  pemerintah dan swasta. Sebab, anggaran pembiayaan jaminan kesehatan oleh BPJS Kesehatan untuk penyakit  kanker  menempati peringkat kedua tertinggi setelah penyakit jantung sebesar 3,5 triliun,” kata John melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (26/2/2023).

John mengatakan, SILO yang sejak tahun 2011 mengoperasikan  pusat penanganan kanker  Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC),  berperan sebagai Center of Excellence (CoE) untuk penanganan kanker di Indonesia. Selain memiliki fasilitas perawatan mumpuni, MRCCC juga menyediakan dokter spesialis, fasilitas khusus, hingga layanan komprehensif, dan spesifik untuk perawatan pasien.

“Kami  menyadari peran dan tanggung jawab besar yang harus diemban rumah sakit swasta untuk melayani masyarakat. Saya pastikan MRCCC berada di garda terdepan  untuk mendukung transformasi layanan kesehatan di Indonesia, yang dipimpin Kementerian Kesehatan  dalam mengikis kesenjangan penanggulangan kanker di daerah,” jelas John.

Dikatakan,  sebagai satu-satunya pusat kanker swasta terakreditasi dan  pusat kanker tersier rujukan, MRCCC  juga berperan signifikan sebagai fasilitas deteksi dini, bedah onkologi, kemoterapi, dan radioterapi secara terpusat di satu lokasi. 

MRCCC  menyediakan  beragam fasilitas dan alat penunjang seperti USG, Mamografi, MRI, PET-CT Scan,  laboratorium molekular diagnostik,  serta laboratorium patologi imunohistokimia yang berperan  untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi.

 Hingga akhir 2022, kata John, MRCCC  telah melayani lebih dari 91.000 pasien kanker, lebih dari 34.000 radioterapi, lebih dari 10.000 kemoterapi, lebih dari 4.600 prosedur pemindaian PET-CT Scan, dan melakukan lebih dari 2.900 tindakan operasi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kanker adalah salah satu dari delapan penyakit yang banyak membobol anggaran BPJS Kesehatan.  Pemerintah, lanjutnya, terus bersinergi dengan rumah sakit swasta untuk mengajak masyarakat agar berani melakukan deteksi dini kanker.

“Kanker yang ditemukan pada stadium yang lebih dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80-90 persen. Salah satu upayanya adalah melalui deteksi dini,” kata Menkes.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper